Ekonomi RI Siap Tancap Gas di Tangan Tiga Menteri Ini

Pemerintah diharapkan tetap konsisten menjalankan paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan dan yang akan diterbitkan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Agu 2016, 08:15 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 08:15 WIB
20160727-Usai Pelantikan, Sejumlah Menteri Langsung Ikuti Sidang Kabinet Paripurna
Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka,Jakarta, Rabu (27/7). Dalam sidang kabinet paripurna tersebut membahas Pembahasan Pagu Anggaran dan RAPBN tahun 2017 serta arahan Presiden. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merombak sebagian besar tim ekonomi di Kabinet Kerja. Masuknya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) dinilai semakin memperkuat posisi tim tersebut, melengkapi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Pendapat ini dilontarkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo saat berbincang dengan Liputan6.com.

"Pengalaman Bu Menteri Sri Mulyani tidak perlu diragukan lagi. Begitu pula dengan Pak Bambang dan Pak Darmin yang sudah terbukti kerjanya. Jadi sinergi ini makin kuat," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Rabu (3/8/2016).

Menurutnya, sinergi menteri-menteri tersebut, dan kehadiran tim ekonomi lain, seperti Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto akan semakin mendorong perekonomian Indonesia sesuai harapan Presiden. "Presiden kan ingin ekonomi kita tancap gas," terang Sasmito.

Dirinya berharap, pemerintah tetap konsisten menjalankan paket-paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan dan yang akan diterbitkan. Sebab Sasmito menilai, paket kebijakan ekonomi jilid 1 sampai 12 yang sudah mulai berdampak terhadap pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang sebesar 5,54 persen di kuartal II 2016 dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Sektor industri sudah memberi gambaran yang bagus, pertumbuhan industri naik sebesar 5,5 persen. Sehingga ini bisa menjadi dorongan buat ekonomi kita berkat pengaruh paket kebijakan 1 sampai 12," jelas Sasmito.

Dia menyebutkan, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mengalami kenaikan pertumbuhan produksi 12,21 persen, kemudian industri ‎makanan naik 5,17 persen, serta industri lainnya. Pertumbuhan di sektor industri makanan baik skala besar maupun kecil sudah terdampak dari paket kebijakan. "Jadi perbaikan ekonomi kita bisa bagus," terangnya. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya