Liputan6.com, New York - Harga emas berbalik arah melemah dipicu bursa saham Amerika Serikat (AS) dan dolar AS menguat usai kandidat partai republik Donald Trump memenangkan suara dalam pemilihan presiden AS 2016.
Harga emas sempat menguat seiring ketidakpastian akibat kemenangan Donald Trump terhadap kandidat presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton. Investor berusaha keluar dari aset berisiko.
Harga emas untuk pengiriman Desember turun US$ 1 atau kurang dari 0,1 persen menjadi US$ 1.273,50 per ounce. Pada saat penghitungan suara pemilihan presiden, harga emas sempat naik ke level tertinggi di US$ 1.338,30 per ounce, atau naik lima persen.
Baca Juga
Adapun kemenangan Donald Trump telah membuat kenaikan harga emas cukup besar pada Rabu pekan ini. Kenaikan terbesar harian itu terjadi sejak hasil pemungutan suara menunjukkan Inggris kelar dari Uni Eropa.
"Dengan mencermati kebijakan presiden baru ke depan, harga emas akan bergejolak dan menunjukkan ketidakpastian," kata Rob Haworth, Senior Investment Strategist US Bank Wealth Management seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (10/11/2016).
Sejumlah analis pun harap kemenangan Trump dapat menjadi pendorong untuk dongkrak harga emas dalam beberapa minggu ke depan. "Investor akan mencari aset investasi yang aman untuk menjaga portofolio investasi seiring kemungkinan risiko ringgi seiring Donald Trump jadi presiden," kata dia.
Ia mengharapkan, harga emas dapat di atas US$ 1.300 ada akhir tahun 2016. Pergerakan harga emas diharapkan lebih tinggi pada 2017.
Advertisement