Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden (pemilu) Amerika Serikat (AS) membuat investor mencari instrumen investasi dengan risiko minim. Oleh karena itu, harga emas melesat cukup tinggi pada Rabu pekan ini.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, kemenangan Trump seperti halnya saat Inggris bercerai dengan Eropa atau biasa disebut Brexit. Menurut dia, baik kemenangan Trump maupun Brexit tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dia menuturkan, kemenangan Trump membuat investor cenderung khawatir. Investor pun menarik diri dari investasi yang berisiko tinggi. "Kalau ini hampir seperti Brexit kemarin, karena hasilnya di luar perkiraan pasar. Ada kekhawatiran di pasar mendorong orang kembali ke luar, menarik diri investasi yang lebih berisiko ke lebih aman. Makanya emas tiba-tiba melonjak," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (9/11/2016).
Namun demikian, dia menuturkan kenaikan harga emas sempat mereda. Dia bilang, hal itu indikasi pelaku pasar menunggu kebijakan Trump selanjutnya.
Baca Juga
"Jadi orang menunggu lagi, Trump mau ngapain ini. Kebijakan apa yang mau dikeluarkan kalau di kampanye lebih condong ke stimulus fiskal mendorong pajak rendah segala macam," ujar dia.
Dia mengatakan, kenaikan emas dipicu oleh peristiwa ini tidak akan berlangsung lama. Dia mengatakan, setelah ini pelaku pasar menunggu rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Menurut dia, jika The Fed menunda kenaikan, maka harga emas akan kembali terangkat lantaran kembali menimbulkan ketidakpastian.
"Habis ini pasar fokus ke kenaikan suku bunga. Orang banyak menganggap kalau Republik menguasai pemerintah, parlemen itu bisa jadi The Fed akan menunda kenaikan suku bunga. Itu mendorong kenaikan emas ke depan," ujar dia.
Harga emas berjangka melompat pada perdagangan Rabu pekan ini. Hal itu sebagai respons terhadap hasil perhitungan suara pemilihan presiden AS dengan Donald Trump peroleh kemenangan suara.
Harga emas untuk pengiriman Desember naik 3,2 persen menjadi US$ 1.315,60 per ounce. Hal itu merupakan penguatan terbesar sejak 24 Juni. Pada 24 Juni 2016, secara mengejutkan juga Inggris akhirnya keluar dari Uni Eropa.
"Kita memiliki pengalaman sama ketika Brexit terjadi. Kemenangan Trump ini tidak diperhitungkan oleh pelaku pasar global," ujar Ipek Ozkardeskaya, Analis Senior London Capital Group, seperti dikutip dari laman Marketwatch.
Investor pun mengalihkan aset investasi dari yang berisiko seperti saham ke investasi lebih aman yaitu emas dan yen. Harga emas dan yen cenderung menguat seiring Trump mengejutkan memenangkan pemilihan presiden AS.
Advertisement