Liputan6.com, Jakarta Keberadaan pipa gas PGN di Medan Sumatera Utara mendorong pertumbuhan industri di provinsi tersebut. Kini, kawasan-kawasan industri di Medan telah tersambung dengan pipa gas milik PGN.
Sales Area Head PGN Area Medan Saeful Hadi mengatakan, pemanfaatan gas untuk kegiatan produksi dan kebutuhan memasak di medan sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Namun pada masa itu bukan memanfaatkan gas bumi.
"Kalau gasnya sudah lama sejak jaman Belanda. Kalau gas bumi sekitar tahun 1985. Dulu kan gas buatan, dari cracking batu bara dan cracking minyak. Setelah itu 1985 masuk gas buminya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Saeful mengatakan, saat ini pelanggan gas PGN berasal dari beberapa segmen. Mulai dari industri, rumah tangga untuk komersil.
Baca Juga
Advertisement
Di industri, setidaknya ada 5 kawasan yang telah teralirkan gas dari PGN, yaitu Kawasan Industri Medan 1, Kawasan Industri Medan 2, Kawasan Industri Binjai, Tanjung Morowa dan Amplas.
"Kalau pelanggan industri kita sekitar 45 industri. Mulai dari industri baja, industri besi, industri metal, industri kaca, industri oliochemical, industri karet," kata dia.
Menurut dia, penggunaan gas PGN bagi industri memiliki keunggulan dibandingkan sumber energi lain seperti minyak dan batubara. Penggunaan gas untuk industri dinilai lebih efisien, bersih dan tersedia selama 24 jam penuh.
"Alternatifnya selain itu ada minyak, batubara dan cangkang. Tapi kelebihannya pakai gas itu tentu kontinuitas, bersih, efisiensi, 24 jam ada. Kalau ada gangguan kita layani 24 jam. Kalau batubara lebih kotor dan lebih sulit mendapatkannya," jelas dia.
Selain industri, gas PGN guna digunakan pelanggan rumah tangga. Saat ini tercatat 19.500 rumah tangga telah memanfaatkan gas tersebut.
Penggunaan gas bagi pelanggan rumah tangga biasanya digunakan untuk kebutuhan memasak dan pengoperasian alat pemanas air.
"Untuk rumah tangga lebih murah. Harganya kan sekitar Rp 3.000 per meter kubik. Pengeluaran mereka kalau terdiri dari 6 orang paling habis Rp 36 ribu. Kalau dengan tabung gas 12 kg itu kan sekitar Rp 140 ribu," ungkap dia.
Saat ini, lanjut Saeful, kebutuhan gas PGN di Medan mencapai 9 MMBtu per hari. Dari jumlah tersebut, mayoritas digunakan untuk kebutuhan industri. Meski permintaannya cukup tinggi, namun PGN dijamin mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
"Secara total saat ini itu 9 MMBtu. Dari total 9 MMBtu itu, untuk industri sekitar 8 MMBtu. Sisanya rumah tangga dan komersil seperti hotel, restoran, dan lain-lain. Jadi kalau secara volumenya didominasi industri, kalau jumlah pelanggannya paling besar rumah tangga," tandas dia. (Dny/Nrm)