Sentimen dari Dalam Negeri Dorong Penguatan Rupiah

Pada pekan kemarin, dolar AS memang tertekan terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Des 2016, 12:12 WIB
Diterbitkan 05 Des 2016, 12:12 WIB
Pada pekan kemarin, dolar AS memang tertekan terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.
Pada pekan kemarin, dolar AS memang tertekan terhadap beberapa mata uang dunia lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Sentimen dari dalam negeri menjadi pendorong penguatan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Senin (5/12/2016), rupiah dibuka di angka 13.547 per dolar AS. Angka tersebut melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.512 per dolar AS. Namun kemudian, rupiah mampu menguat hingga ke level 13.490 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.488 per dolar AS hingga 13.512 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 2 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.516 per dolar AS. Patokan pada awal pekan ini menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat kemarin yang ada di angka 13.524 per dolar AS.

Pada pekan kemarin, dolar AS memang tertekan terhadap beberapa mata uang dunia lainnya. Bloomberg Dollar Spot Index, yang merupakan indeks dolar AS terhadap 10 mata uang utama lainnya, tergelincir 0,3 persen.

"Dolar AS akan terus bergejolak sebelum ada kepastian dari Bank Sentral AS apakah akan mengubah kebijakan moneter atau tidak," ujar analis TD Securities LLC, Gennadiy Goldberg, seperti dikutip dari Bloomberg.

Pada pertengahan bulan ini Bank Sentral AS akan menggelar rapat. Hasilnya akan menentukan apakah akan ada kenaikan suku bunga acuan atau tidak. Pelaku pasar melihat bahwa kemungkinan besar Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah terus menguat cukup tajam pada perdagangan Jumat besama dengan kurs lain di Asia pada perdagangan Jumat.

"Penguatan rupiah sejalan dengan demonstrasi yang berlangsung damai serta penguatan SUN yang sebelumnya sempat melemah tajam," ujar dia. 

Harga minyak yang terus naik bisa menopang apresiasi rupiah. Namun, apabila ketidakpastian di Italia meningkat, maka bisa memicu penguatan dolar AS, dan penguatan rupiah bisa tertahan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya