Harga Emas Turun Imbas Penguatan Dolar

Harga emas berjangka turun pada penutupan perdagangan Kamis.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 09 Des 2016, 06:48 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 06:48 WIB
Investor Menunggu Keputusan The Fed, Harga Emas Menguat
Pelaku pasar cenderung menunggu hasil keputusan bank sentral Amerika Serikat terkait suku bunga sehingga harga emas bergerak terbatas.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas berjangka turun pada penutupan perdagangan Kamis, 8 Desember 2016. Turunnya harga logam mulia ini imbas dari kenaikan dolar dan rencana kebijakan Bank Sentral Eropa.

Dolar menguat karena European Central Bank memutuskan untuk mengurangi program pembelian surat utang.

Emas tetap berada di rentang perdagangan yang ketat. Komoditas ini sensitif terhadap kebijakan bank. Buktinya, kebijakan Eruperan Central Bank mengangkat nilai dolar dan aset yang dihargai dolar, termasuk pekan depan.

Pertemuan The Federal Reserve pekan depan juga dinilai akan bisa mempengaruhi harga logam mulia. Emas sudah melacak dolar dan imbal hasil dari keputusan kebijakan soal suku bunga itu.

"Kebalikan (untuk emas) dibatasi oleh kekhwatiran bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya pekan depan. Ini alasan utama kita melihat banyak yang menjual emas mereka," ujar Naee, Aslam, Kepala Pasar Analis di ThinkMarkets dilansir dari Marketwatch, Jumat (9/12/2016).

"Kita memang berpikir bahwa kita sudah melihat ada banyak yang menjual emasnya jika The Fed menaikkan suku bunga. Apa yang penting adalah berapa kenaikan suku bunga the Fed yang akan kita lihat di 2017," imbuhnya.

Harga emas untuk pengiriman Februari turun US$ 5,1 atau setara dengan 0,4 persen untuk menetap di level US$ 1.172,4 per punce. Sehari sebelumnya, harga emas naik 0,6 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya