Masinis MRT Bakal Dilatih ke Malaysia Hingga Jepang

MRT Jakarta merekrut pekerja dari Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) yang berada di bawah binaan Kementerian Perhubungan.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Des 2016, 20:42 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 20:42 WIB
MRT
MRT Jakarta merekrut pekerja dari Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) yang berada di bawah binaan Kementerian Perhubungan.

Liputan6.com, Jakarta PT MRT Jakarta mulai menyiapkan sumber daya manusia yang akan mengisi posisi masinis Mass Rapid Transit (MRT). Bahkan untuk memperkuat pemahaman terhadap kontrol dari moda transportasi ini, perusahaan mengirim SDM khusus mengikuti pelatihan hingga ke Jepang.

Direktur Operasional dan Perawatan MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan rekruitmen dan pelatihan SDM untuk mengisi posisi masinis. Calon pekerja tersebut diambil dari Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) yang berada di bawah binaan Kementerian Perhubungan.

‎"Dari SDM, kita sedang lakukan rekruitmen dan pelatihan, baik di dalam negeri yang sudah dilakukan dengan API di Madiun yang didirikan Kemenhub. Kita didik mereka untuk basic-basic perkeretaapian di situ," ujar dia di Kantor MRT, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

Setelah dianggap memiliki dasar tentang perkeretaapian, SDM tersebut kemudian dikirim ke Jepang untuk belajar tentang mekanisme kontrol MRT. Pemilihan Jepang karena konsultan proyek transportasi massal ini berasal dari Negeri Sakura tersebut.

"Untuk basic MRT kita kerjasama dengan Jepang karena konsultan kita dari Jepang. Mungkin nanti di 2018 basic-nya sudah kuat akan di bawa ke Jepang," dia menjelaskan.

Selain ke Jepang, lanjut Agung, pihaknya juga akan mengirim SDM masinis tersebut ke berbagai negara yang telah memiliki moda transportasi MRT. Hal berkaitan dengan penggunaan teknologi yang akan diterapkan pada MRT di Jakarta.

"Namun juga dengan negara lain untuk kemampuan mengemudi, karena ada negara lain yang sudah pakai MRT dengan teknologi CBTC Communication Base Train Control, yang di Jepang tidak seperti itu. Tapi di Malaysia, India seperti itu. Jadi kontrol terhadap kereta dilakukan antara komunikasi kereta dengan sinyal di rel, jadi berjalan secara otomatis. Kalau berhenti ditentukan oleh si sinyal bukan secara manual," tandas dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya