Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim menyatakan siap mundur jika terbukti merugikan negara. Hal tersebut untuk menampik kabar miring tentang perusahaannya.
Chappy Hakim mengungkapkan, selama ini Perusahaannya diserang kabar miring, seperti tidak patuh pada ketentuan Pemerintah Indonesia dan merugikan negara. Jika hal tersebut terbukti, mantan Kepala Staf Angkatan Udara tersebut siap mundur dari jabatan‎nya.
"Kalau ada merugikan, melecehkan, membodohi, kalau benar saya paling depan untuk resign,"kata Chappy, dalam kuliah umum, di Gedung Pascasarjana FEB UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (27/1/2017).
Baca Juga
Advertisement
Chappy mengatakan, ‎selama ini PT Freeport Indonesia telah mematuhi ketentuan yang ditetapkan, termasuk pengolahan dan pemurnian mineral. Hal itu karena hasil produksi tembaga dan emasnya sudah dimurnikan pada fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di Gresik Jawa Timur, namun kapasitas belum sesuai dengan hasil produksi.
‎"Banyak beredar PT Freeport Indonesia membangkang, tidak mau memenuhi ketentuan Pemerintah, tidak mau bangun smelter. Padahal kita sudah bangun smelter tahun2000 sudah sampai 1 juta ton per tahun, memang ada kewajiban bangun lagi," ujar dia.
Chappy melanjutkan, Perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut juga mengakali Pemerintah Indonesia terkait dengan pembagian ke negara. Padahal, selama ini selalu membayar kewajiban ke negara.
"Tersiar luas sekali, Freeport ngelecehin. Pemerintah hanya dapat 1 persen, 5 persen ,tapi tidak mengetahui data. Mau ekspor sudah ada di kapal, ada Bea Cukai, Pajak, semua kita kerjakan di bawah pengawasan," tutur Chappy.