Liputan6.com, Jakarta Dalam roda perekonomian sebuah negara, tidak semua transaksi ekonomi dilakukan dengan jelas. Beberapa transaksi ekonomi ada yang dilakukan dengan tersembunyi atau tidak transparan. Hal inilah yang biasanya disebut degan istilah shadow economy.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan unsur kesengajaan dan memiliki motif tertentu. Beberapa tujuan yang ingin diraih, misalnya menghindari kewajiban perpajakan, menghindari pemenuhan standar ketenagakerjaan yang legal, hingga menghindari kewajiban administratif dan prosedural. Beberapa negara di dunia memiliki porsi transaksi ekonomi ilegalnya masing-masing.
Data yang dihimpun dari Forbes, Sabtu (18/2/2017), memperlihatkan negara yang memiliki jumlah transaksi ekonomi ilegal terbesar di dunia. Hal ini tecermin dari presentasi transaksi ilegal yang besar pada PDB negara tersebut. Berikut daftarnya:
Advertisement
10. Belanda
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 8,4 persen
9. Jepang
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 8,6 persen
8. Inggris
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 9,4 persen
7. Australia
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 9,4 persen
6. Kanada
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 9,8 persen
5. Jerman
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 10,4 persen
4. Norwegia
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 12,2 persen
3. Spanyol
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 17,2 persen
2. Italia
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 19,8 persen
1. Yunani
Presentasi transaksi ekonomi ilegal: 21,5 persen