Presiden Jokowi Bakal Bertolak ke Australia Akhir Pekan Ini

‎Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 25-26 Februari 2017.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Feb 2017, 21:41 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 21:41 WIB
20170113-Jokowi-Temui-Pelaku-Industri-Jakarta-AY
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta ‎Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 25-26 Februari 2017. Dalam kunjungannya tersebut, akan dibahas sejumlah isu dan kerja sama kedua negara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, salah satu yang akan dibahas yaitu soal tindak lanjut ‎kerja sama antara PT Antam dengan perusahaan tambang asal Australia Newcrest Mining Ltd dalam hal eksplorasi emas dan tembaga di sejumlah wilayah Indonesia.

"Jadi sekali lagi pada MoU beberapa waktu yang lalu Newcrest itu menganggarkan US$ 1 miliar. Itu untuk 5-7 tahun ke dapan, untuk eksplorasi emas di seluruh Indonesia. Ini melalui kerja sama Newcrest dengan Antam," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M Fachir mengatakan, dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Australia, pemerintah akan mengedepankan langkah-langkan untuk memperkuat hubungan negara bertetangga yang saling menguntungkan dan menghormati.

"Karena itu, pendekatan people to people itu juga penting. disamping juga yang nanti akan dijelaskan oleh pak tom adalah mengenai kita upayakan IA-CEPA selesai, termasuk juga beberapa investasi,"‎ kata dia.

Dia juga menjelaskan, sejauh ini ‎minat warga negara Australia terhadap bahasa Indonesia sangat tinggi. Saat ini tercatat, sekitar 160 rbu orang Australia yang belajar bahasa indonesia.

"Jadi, ini juga menjadi upaya kita, menjadi aset kita, untuk kita berdayakan tentunya dalam upaya meningkatkan kerjasama. Disamping tentu adalah promosi sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia. Jadi selain yang sifatnya pendekatan people to people, tapi juga melalui pendekatan ekonomi,"‎ jelas dia.

Fachir mengungkapkan, karena kunjungan Presiden Jokowi ke Australia bersifat kunjungan kenegaraan sehingga nantinya akan diterima secara resmi oleh Gubernur Jenderal Australia Peter Cosgrove.

"Juga nanti Bapak Presiden didampingi sejumlah menteri, mengadakan pertemuan dengan PM Australia yang juga didampingi oleh sejumlah menteri. Di samping tentu ada business meeting," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya