Presiden Prancis Bawa Komitmen Investasi US$ 2,6 Miliar

Komitmen investasi dari Prancis ke RI tertuju pada sektor energi, infrastruktur dan retail.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mar 2017, 15:40 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 15:40 WIB
20170329-Jokowi Sambut Presiden Perancis Di Halaman Istana-Angga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Presiden Prancis Francois Hollande berbincang di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (29/3). Hollande merupakan Presiden Prancis pertama yang berkunjung ke Indonesia sejak 30 tahun lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Francois Hollande ke Indonesia membuahkan komitmen investasi senilai US$ 2,6 miliar. Komitmen tersebut khususnya pada sektor energi, infrastruktur dan retail.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dalam pertemuan bilateral antara dirinya dengan Hollande, tercapai kesepakatan dari kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama dan memperkuat komitmen antar kedua negara.

"Baru saja saya telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Hollande dan kami sepakat untuk memperkuat komitmen kedua negara dalam meningkatkan hubungan baik. Indonesia dan Prancis memiliki hubungan kerjasama strategis yang sangat baik, termasuk di bidang ekonomi," ujar dia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/3/2017).

‎Jokowi mengungkapkan, kedatangan Presiden Hollande yang membawa serta pengusaha asal Negeri Menara Eiffel tersebut mampu meningkatkan investasi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya komitmen investasi para investor Prancis di Indonesia yang mencapai US$ 2,6 miliar.

"Saya juga menghargai kunjungan Presiden Prancis Hollande kali ini disertai sekitar 40 pengusaha. Dan saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis sekitar US$ 2,6 miliar untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi, di bidang infrastruktur dan di bidang retail," kata dia.

Selain itu, lanjut Jokowi, dirinya juga menyambut baik adanya peningkatan kerja sama antara Indonesia dalam bidang kemaritiman dan ekonomi kreatif. Dengan demikian diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor dua sektor tersebut di Indonesia.‎

"‎Saya juga menyambut baik fokus baru dalam hubungan bilateral, yaitu kerjasama maritim dan kerjasama di bidang ekonomi kreatif. Indonesia telah meminta kerjasama dalam memerangi IUU (Illegal, Unreported, Unregulated) fishing termasuk menjadikan IUU fishing sebagai transnational organized crime. Di bidang ekonomi kreatif, kerjasama di bidang sinematografis, perfilman, fashion dan ekonomi digital juga akan terus dikembangkan," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya