Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat di tengah perdagangan volatile sambut rilis data pasokan minyak Amerika Serikat (AS).
Harga minyak AS naik 33 sen menjadi US$ 49,56 per barel. Sedangkan harga minyak Brent mendaki 50 sen ke level US$ 52,10 per barel. Demikian mengutip dari laman Reuters, Rabu (26/4/2017).
Analis memperkirakan, stok minyak mentah turun 1,6 juta barel dalam sepekan. Adapun American Petroleum Institute (API) juga rilis data pasokan minyak.
API menyatakan, pasokan minyak AS naik 897 ribu barel pada pekan terakhir ini. Sedangkan analis mengharapkan 1,6 juta barel. Usai laporan API, harga minyak turun. Akan tetapi harga minyak AS kembali naik.
Advertisement
Baca Juga
Dengan pasokan minyak masih di rekor tertinggi laporan Stephen Schork menyebutkan kalau the Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) gagal untuk menyeimbangkan pasar minyak. Sebelumnya negara tergabung dalam OPEC dan Rusia setuju memangkas produksi minyak 1,8 juta barel per hari selama enam bulan pada 2017.
Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvokovich menuturkan, Rusia pun dapat meningkatkan produksi minyaknya jika merasa harga tidak mungkin turun.
Direktur ClippertData Matt Smith menuturkan, kalau pelepasan pasokan minyak telah capai rekor. "Akan terus terjadi kenaikan pasokan," kata dia.
Sedangkan Kepala Riset Marex Spectron Georgi Slavov melihat ada pengetatan pasokan selama beberapa minggu ke depan. Selain itu ia menilai, dolar AS yang melemah juga akan menopang harga minyak. Dolar AS telah turun 3 persen sejak awal Maret.
"Penurunan dolar AS terhadap sejumlah mata uang lainnya akan membantu minyak," ujar dia.