Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak cenderung melemah pada April 2017. Diperkirakan harga minyak untuk kembali menguat tidak mudah pada Mei 2017.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat menguat di awal April. Hingga harga minyak sempat sentuh US$ 53,40 pada pertengahan April 2017. Namun, penguatan itu tidak bertahan lama. Harga minyak sentuh ke level terendah hingga di bawah US$ 49 per barel.
Pada pekan lalu, harga minyak WTI turun 2,5 persen. Sedangkan harga minyak Brent merosot 3,4 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Harga minyak diperdagangkan dalam kisaran sangat sempit pada April. Jadi periode ini ditandai oleh volatilitas yang rendah," ujar Direktur Nasdaq Advisory Services, Tamar Essner seperti dikutip dari laman Marketwatch, Senin (1/5/2017).
Ia menuturkan, harga minyak akan cenderung tertekan seiring serangan Amerika Serikat (AS) di Suriah dan Yaman. Hal itu menaikkan risiko geopolitik di Timur Tengah. Padahal kebutuhan minyak dunia lebih dari 30 persen dari wilayah tersebut.
Selain itu, ada sejumlah harapan kalau negara pengekspor minyak yang tergabung dalam the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan memutuskan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi minyak.
Arab Saudi pun mendukung untuk melanjutkan pemangkasan. Meski demikian, pasokan produksi minyak AS cenderung meningkat.
5 Faktor Pengaruhi Harga Minyak
Adapun sentimen yang akan menggerakan pasar komoditas terutama minyak, menurut Essner antara lain:
1. Pertemuan OPEC
"Salah satu pendorong yang paling penting untuk harga minyak pada Mei yaitu pertemuan OPEC. Anggota OPEC dan non OPEC berencana untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak," ujar Essner.
2. Pedoman produksi minyak
"Investor juga akan melihat komentar dari perusahaan minyak di AS. Perusahaan akan melaporkan pendapatan. Investor akan mencari data tambahan soal produksi minyak AS," kata Essner
3. Jumlah rig dan tingkat persediaan minyak AS
"Ini akan terus mempengaruhi sentimen," ujar Essner.
The Energy Information Administration melaporkan penurunan cukup besar dalam persediaan minyak mentah AS secara mingguan pada Rabu pekan lalu. Selain itu, secara mengejutkan juga ada kenaikan stok bensin.
4. Pemilihan Presiden Iran
"Tidak boleh diabaikan pemilihan di Iran pada 19 Mei. Ini sebelum pertemuan OPEC," kata Essner.
5. Korea Utara
Situasi nuklir di Korea Utara juga akan mendapat perhatian pada Mei. "Mengingat kedekatannya dengan pusat permintaan (minyak), ini bisa menjadi faktor penekan bagi ekonomi Asia. Itu lantaran ketegangan regional meningkat," kata Essner.
Â
Â
Â
Â