Harga Bawang Putih Melonjak, BPS Akui Impor dari China Berkurang

BPS mencatat salah satu komoditas yang mencatatkan penurunan impor di April adalah bawang putih.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Mei 2017, 13:16 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 13:16 WIB
Bawang putih
Mengkonsumsi makanan yang mengandung bawang putih akan membuat napas berbau. Simak penyebab dan cara mengatasinya. Foto: Getty.

Liputan6.com, Jakarta Harga bawang putih di pasar saat ini sudah menyentuh Rp 60 ribu per kilogram (kg). Salah satu penyebab utama mahalnya harga bawang putih  karena pasokan impor yang berkurang. Hal ini didukung data Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala BPS  Suhariyanto atau akrab disapa Kecuk mengungkapkan, nilai impor Indonesia pada April 2017 turun 10,20 persen menjadi US$ 11,93 miliar dibanding bulan sebelumnya. Salah satu komoditas yang mencatatkan penurunan impor adalah bawang putih.

"Mayoritas atau 90 persen bawang putih kita impor. Tapi di April ini, ada penurunan impor bawang putih sebesar 2,67 persen yang menyebabkan harga naik tipis. Mudah-mudahan jelang puasa bisa terkendali," kata Kecuk saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Senin (15/5/2017). 

‎Berdasarkan data BPS, terjadi penurunan impor bawang putih di bulan keempat ini oleh Indonesia. Total nilai impor di periode tersebut sebesar US$ 30,32 juta di April 2017 dengan berat 24,82 juta kg. Realisasi tersebut turun signifikan dari nilai impor bawang putih Indonesia di Maret lalu sebesar US$ 42,51 juta dengan berat 39,47 juta kg.

Adapun negara-negara yang memasok bawang putih terbesar ke Indonesia, yakni China, India, dan Australia. Di April, Indonesia mengimpor bawang putih dari China senilai US$ 28,73 juta dengan berat 22,85 juta kg, turun dari realisasi Maret 2017 senilai US$ 42,02 juta seberat 38,97 juta kg.

Sementara India mencatat kenaikan ekspor bawang putih ke Indonesia senilai US$ 1,60 juta seberat 1,97 juta kg di April 2017 dibanding bulan sebelumnya US$ 496,06 ribu dengan berat ‎602 ribu kg.  "Penurunan impor bawang putih hanya dari China," kata Direktur Statistik Harga BPS, Yunita Rusanti.

Dirinya menilai, kenaikan harga bawang putih akhir-akhir ini terjadi karena pasokan bawang putih yang menyusut di dalam negeri. Indonesia selama ini bergantung pada bawang putih impor asal China.

"Kenapa harga bawang putih naik? Ya salah satu faktornya karena penurunan ini, pasokan berkurang jadi mempengaruhi harga," papar Yunita.

Indonesia pernah mengalami kelangkaan bawang putih. Namun setelah diusut, penyebabnya karena pasokan bawang putih impor tertahan di pelabuhan.

"Dulu pernah kejadian langka impor bawang putih tertahan di pelabuhan. Tapi kalau yang sekarang belum tahu persisnya, bagaimana pasokan di sana (China)," tandas dia.

Pedagang sayur mayur di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Marjini (56), mengungkapkan harga bawang putih naik Rp 20 ribu dalam kurun waktu dua bulan menjadi Rp 60 ribu per kg dibanding sebelumnya yang dijual seharga Rp 40 ribu per kg. Sedangkan bawang putih biasa, bukan cutting, dijual Rp 50 ribu per kg.

"Bawang putih cutting sekarang harganya Rp 60 ribu per kg, naik dari sebelumnya Rp 40 ribu. Bawang putih biasa Rp 50 ribu per kg, naik juga dari Rp 36 ribu per kg," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Grogol, Jakarta.


Marjini mengeluhkan mahalnya harga bawang putih yang sudah naik jauh-jauh hari sebelum puasa.

Menurut perempuan asal Semarang ini, kenaikan harga bawang putih ini baru pertama kalinya. Padahal di periode tahun-tahun sebelumnya, bawang putih selalu berada di harga normal Rp 28 ribu-Rp 30 ribu setiap kilogram.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya