Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain dilaporkan memutuskan hubungan diplomatik serta semua hal yang berkaitan dengan urusan darat dan laut dengan Qatar. Kondisi dan situasi tersebut diprediksi mengerek harga minyak dunia dan berdampak terhadap ekonomi global.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menilai, ketegangan antarnegara-negara di Timur Tengah sudah terjadi cukup lama. Puncaknya, kini empat negara memutus hubungan diplomatik dengan Qatar yang akan berimbas pada kenaikan harga minyak dunia.
"Situasi di Timur Tengah apakah akan menaikkan harga minyak, ini masih terlalu dini melihatnya. Tapi harga minyak pasti terpengaruh karena ini negara-negara Teluk," ujar dia saat di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Advertisement
Baca Juga
Akan tetapi, Sri Mulyani mengakui, harga minyak dunia pun dipengaruhi oleh suplai dan permintaan secara global. Negara-negara anggota OPEC berkomitmen menjaga jumlah produksi minyak, sehingga suplai dan permintaan secara global menjadi hal yang harus diperhatikan.
"Tapi bagaimana manifestasi dari keputusan politik apakah memengaruhi ekonomi, nanti kami lihat. Tapi dari sisi penerbangan saja sudah mengalami perubahan cukup radikal," jelas dia.
Seperti dilaporkan CNBC, Selasa 6 Juni 2017, indeks saham merosot sesaat setelah perdagangan dibuka pada Senin pagi. Nilai saham tergelincir 7,2 persen pada pukul 3 sore waktu setempat. Angka ini merupakan penurunan terbesar yang dialami bursa saham Qatar selama lebih dari tujuh tahun.
Pada minggu lalu, indeks QE ditutup di angka 9.923,6. Namun saat pemutusan hubungan diplomatik telah dilakukan, indeks QE anjlok ke angka 9.151.
Saham di semua sektor industri dilaporkan anjlok. Sektor real estate mendapat imbas paling parah dan turun hingga 9,9 persen pada penutupan perdagangan.
Pemutusan hubungan diplomatik juga membuat harga minyak mentah dunia melonjak. Setelah pemutusan hubungan diplomasi diumumkan, harga minyak dunia naik ke angka lebih dari US$ 48,3 per barel.
Â