Cara Bank BTN Genjot Transaksi Nontunai

Nilai keseluruhan transaksi nontunai BTN sebanyak Rp 66,6 miliar atau naik 36 persen dari periode sama tahun lalu Rp 48,9 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jun 2017, 18:29 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2017, 18:29 WIB
20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah transaksi nontunai di PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) meningkat. Transaksi nontunai per Mei 2017 mencapai 130.797 atau naik 34 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 96.899 transaksi. Kenaikan transaksi nontunai didukung meningkatnya transaksi online dari 4.079 transaksi menjadi 26.321.

Direktur Consumer Banking Bank BTN Handayani mengatakan, kenaikan tersebut didorong peningkatan transaksi e-commerce. Nilai keseluruhan transaksi nontunai sebanyak Rp 66,6 miliar atau naik 36 persen dari periode sama tahun lalu Rp 48,9 miliar.

"Kami terus mendorong transaksi nontunai sesuai dengan semangat gerakan nontunai yang diusung pemerintah," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (12/6/2017).

Handayani mengatakan, Bank BTN akan terus mendorong transaksi nontunai. Salah satunya lewat acara Ramadan Fair.

Perseroan mengincar 2.500 transaksi pada acara ini dengan pendapat nonbunga sebesar Rp 100 juta. Selain untuk mengoptimalkan transaksi nontunai, acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan jumlah rekening baru.

"Tahun ini kami menargetkan  jumlah rekening baru sebanyak 1.300.000, hingga Mei sudah tercapai 430.000 akun baru," tutup dia.

Menutup kuartal I/2017, BTN mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau senilai Rp 594 miliar per akhir Maret 2017.

Direktur Utama Bank BTN Maryono sebelumnya menjelaskan kenaikan laba bersih tersebut didukung pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit. Perseroan pun, mampu memperbaiki beban bunga di tengah pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melaju di level 20,02 persen yoy.

Selain itu, pendapatan operasional pun turut menopang capaian positif laba bersih perseroan. “Di tengah kondisi ekonomi yang masih menunjukkan perlambatan pada awal tahun, kami tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan DPK di atas 20 persen yoy atau sesuai dengan target yang telah kami tetapkan,” jelas Maryono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya