Bos OJK Terpilih Siap Turunkan Bunga Kredit Bank

Bunga kredit masih betah di level dua digit meskipun trennya mengalami penurunan, sementara tingkat bunga deposito terus terseret ke bawah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Jun 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 13:30 WIB
Ketua DK OJK terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santoso akan mempertimbangkan penurunan suku bunga kredit perbankan secara perlahan.
Ketua DK OJK terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santoso akan mempertimbangkan penurunan suku bunga kredit perbankan secara perlahan.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santoso akan mempertimbangkan penurunan suku bunga kredit perbankan secara perlahan. Hal ini merespons usulan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution kepada Wimboh secara khusus.

"Kalau bunga perbankan spiritnya memang harus didorong supaya lebih murah dengan cara yang baik. Tentunya yang tidak menimbulkan distorsi di pasar. Semua itu bisa," kata Wimboh di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Wimboh berjanji akan terus meningkatkan koordinasi dengan BI dan pemerintah. Tujuannya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan industri jasa keuangan.

"Koordinasi dan sinergi yang baik supaya sasaran pemerintah bisa tercapai, bank-bank, industri keuangan tetap sehat, pelayanan bagus, masyarakat dapat nilai tambah dari keberadaan sektor keuangan, dan biaya yang lebih mudah," terangnya.

Untuk diketahui, suku bunga kredit masih betah di level dua digit meskipun trennya mengalami penurunan, sementara tingkat bunga deposito terus terseret ke bawah. Rata-rata tingkat bunga kredit saat ini 11 persen, sedangkan bunga deposito sekitar 6 persen-7 persen.

Seperti diberitakan sebelumnya, Darmin bercerita tentang pengalamannya saat menjabat Gubernur BI dan Wimboh ‎sebagai Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI periode 2010-2012. Ia menuturkan, mereka pernah bersama-sama mengupayakan tingkat bunga bank perlahan turun.

"Waktu di BI sama-sama, kita mengusahakan bagaimana mendorong bunga pelan-pelan turun. Tidak bisa radikal, tapi harus turun," ujar Darmin.

Dulu, ia mengakui, BI mengeluarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk menekan bunga kredit perbankan. Dalam aturan ini, ujar Darmin, BI menyoroti satu persatu bank yang memasang bunga kredit tinggi, termasuk penyebabnya.

"Dipanggil satu-satu (bank) kenapa kamu tinggi, kok orang lain bisa (rendah). Turunin dong. Jadi harus begitu, tidak perlu dicap (dibatasi), karena memang harus didorong ‎pelan-pelan. Ini yang kita ingatkan supaya diteruskan, dihidupkan lagi," Darmin menyarankan.

Menurut Darmin, dengan inflasi terjaga di level 3 persen sampai 4 persen, seharusnya bunga kredit perbankan bisa terkerek ke bawah, seperti di negara lain.

"Perbankan kita bukan perbankan sebenarnya, karena sektor keuangannya mahal didemand. Orang lain dengan inflasi 2 persen, tingkat bunga kredit 6 persen, tapi kita dengan inflasi 3 persen-4 persen, bunganya 12 persen-13 persen," tuturnya.

‎Darmin berharap besar pada Wimboh untuk kembali menjalankan tradisi serupa. "Kita ngobrol sampai akhirnya ada itu (diskusi). Bukan permintaan lah, kita ngobrol dan itu penting untuk dihidupkan kembali," tandasnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya