Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44, Barack Obama ke Indonesia, termasuk ke Bali tidak akan berdampak signifikan terhadap devisa pariwisata. Pengusaha berharap pemerintah dapat memberikan insentif untuk mendorong pariwisata nasional sehingga mampu mencetak 20 juta wisatawan mancanegara di 2019.Â
"Obama datang jadi promosi gratis buat Bali. Kita ikut senang lah, mudah-mudahan semakin banyak selebriti atau tokoh dunia datang ke Indonesia," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan PÂ Roeslani di kediamannya, Jakarta, Senin (26/6/2017).
Pendiri Grup Recapital ini mengusulkan kepada pemerintah supaya memberikan insentif untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Sebagai contoh bagi produser film asing yang ingin membuat film di Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
"Mestinya ada insentif kalau orang luar negeri bikin film di Indonesia. Seperti di Thailand, sehingga dampak pariwisata bisa besar. Kan kita belum ada insentif itu," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani menuturkan, kunjungan Barack Obama dan istri ke Indonesia tidak akan memberi pengaruh besar ke pemasukan atau devisa dan okupansi hotel.
"Saya rasa kunjungan Obama ke Indonesia terhadap pariwisata tidak terlalu besar. Beliau datang kan sebagai individu, undangan pembicara. Dia tidak datang sebagai delegasi dan sebagainya. Ke pemasukan (negara) tidak signifikan, ke hotel pun tidak ada pengaruh, karena kalau di Juni okupansi tinggi karena liburan bukan karena kunjungan Obama," jelasnya.
Akan tetapi, kata Hariyadi, kunjungan Obama dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia lantaran sejumlah media asing dan lokal akan meliput kegiatan Obama di Indonesia.
"Dampaknya memang secara tidak langsung. Kemarin kan ada foto Barack Obama sedang minum kelapa muda, makan di rumah makan tradisional di Bali. Itu jadi catatan, karena kunjungan beliau akan diikuti follower-nya di Bali," pungkas dia.
Tonton Video Menarik Berikut Ini: