Harga Cabai di Petani Anjlok hingga Rp 7.000 per Kg

Saat ini harga komoditas tersebut berada di bawah harga referensi yang ditetapkan pemerintah.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Jul 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 19:00 WIB
Bareskrim Polri Ungkap Permainan Harga Cabai
Barang bukti dalam rilis pengungkapan kasus penimbunan cabai di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (3/3). Cabai rawit merah yang harusnya dipasok ke pasar, malah dijual keduanya ke perusahaan dengan harga Rp 181.000 perkilo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono menyatakan, harga cabai rawit merah di tingkat petani tengah anjlok. Saat ini harga komoditas tersebut berada di bawah harga referensi yang ditetapkan pemerintah.

Spudnik mengatakan, saat ini para petani di sejumlah wilayah tengah mengeluh soal anjloknya harga cabai. Dari harga referensi yang ditetapkan sebesar Rp 17 ribu per kg, harga cabai petani hanya dihargai sebesar Rp 7.000-Rp 8.000 per kg.

"Harga masih cenderung di bawah harga referensi di beberapa daerah. ‎Masih ada (petani) yang mengeluh‎ di bawah Rp 10 ribu, Rp 7.000, Rp 8.000 per kg. Itu kan di bawah referensi," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Dia menyatakan, anjloknya harga tersebut rata-rata terjadi di wilayah sentra produk. Sebagai contoh, pa‎da hari ini harga cabai rawit merah di Bantaeng, Sulawesi Selatan hanya sebesar Rp 8.000 per kg.

"Ini per 1 juli di Blitar Rp 12 ribu, Banyuwangi Rp 19 ribu, Bantaeng hari ini Rp 8.000, sudah turun lagi," kata dia.

Menurut Spudnik, anjloknya harga cabai tersebut lantaran banyaknya pasokan akibat musim panen. Namun dia berharap turunnya harga ini tidak berlangsung lama, agar petani tidak terus dirugikan.

"Karena panen. Produksi akan terus kita jaga," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya