Puasa dan Lebaran, Kinerja Ekspor dan Impor RI Jeblok

Nilai ekspor Indonesia di periode Juni mencapai US$ 11,64 miliar atau turun drastis 18,82 persen dibanding Mei 2017.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Jul 2017, 13:47 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 13:47 WIB
Nilai ekspor Indonesia di periode Juni mencapai US$ 11,64 miliar atau turun drastis 18,82 persen dibanding Mei 2017.
Nilai ekspor Indonesia di periode Juni mencapai US$ 11,64 miliar atau turun drastis 18,82 persen dibanding Mei 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia yang mengalami susut signifikan di Juni 2017. Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia di periode Juni mencapai US$ 11,64 miliar atau turun drastis 18,82 persen dibanding Mei 2017 yang sebesar US$ 14,35 miliar. Sedangkan dibanding realisasi Juni 2016 ‎sebesar US$ 13,21 miliar, ekspor di Juni 2017 turun 11,82 persen.

"Penyebabnya, faktor seasonality karena ada pergeseran Ramadan dana Lebaran," kata Kecuk saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Lebih jauh Suhariyanto menuturkan, nilai ekspor di periode puasa dan Lebaran tahun ini jatuh di Mei dan Juni, masing-masing realisasi US$ 14,35 miliar dan US$ 11,64 miliar. Sementara tahun lalu, Ramadan dan Lebaran di periode Juni dan Juli 2016 masing-masing US$ 13,21 miliar dan US$ 9,65 miliar.

"Jadi trennya memang turun kalau puasa dan Lebaran. ‎Karena pengaruh siklus Lebaran di Juni ini, ada libur 5 hari dan larangan kendaraan truk melintas di jalan tol mulai H-7 sehingga ekspor turun. Tapi trennya bakal naik lagi setelah Lebaran," terang dia.

Dari data BPS, Suhariyanto mencatat, ekspor nonmigas mengalami penurunan sangat dalam mencapai 20,66 persen di Juni 2017 menjadi US$ 10,35 miliar dari Mei lalu yang sebesar US$ 13,05 miliar. Sedangkan migas turun 0,38 persen dari US$ 1,30 miliar menjadi US$ 1,29 miliar.

"Volume ekspor nonmigas pun turun 11,95 persen, tapi nilai ekspor turun lebih tinggi karena agregat penurunan harga-harga komoditas nonmigaas," ucapnya.

Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juni 2017 dibanding Mei, yakni lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, karet dan barang dari karet, kendaraan dan bagian-bagiannya, serta mesin-mesin dan pesawat mekanik.

"Jadi total ekspor Januari-Juni menjadi US$ 80 miliar atau naik 14,03 persen dibanding Januari Juni 2016 yang sebesar US$ 70,1 miliar. Nilai ekspor nonmigas naik 13,73 persen menjadi US$ 72,4 miliar," jelas Suhariyanto.

Sementara menilik kinerja impor Indonesia pada Juni ini anjlok 27,26 persen menjadi US$ 10,01 miliar dibanding Mei 2017. Sedangkan dibanding realisasi Juni 2016 yang sebesar US$ 12,10 miliar, nilai impor bulan keenam ini melorot 17,21 persen.

"Impor migas turun 9,79 persen menjadi US$ 1,61 miliar di Juni ini dan nilai impor nonmigas merosot lebih tajam 29,88 persen dibanding periode Mei 2017," paparnya.

Impor nonmigas turun drastis 29,88 persen karena penurunan impor barang nonmigas, antara lain bahan kimia organik, plastik dan barang plastik, besi dan baja, mesin dan peralatan mekanik, serta mesin dan peralatan listrik.

"Jadi total impor Januari-Juni 2017 atau di semester I ini mencapai US$ 72,33 miliar atau naik 9,60 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 65,99 miliar. Total impor nonmigasnya naik 5,94 persen menjadi US$ 60,70 miliar," pungkas Suhariyanto.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya