Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mampu menciptakan radar maritim generasi ke 4. Generasi ini menjadi generasi tercanggih dari radar-radar yang telah diproduksi dalam negeri.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Dimyati mengungkapkan pengembangan radar ini dilakukan sejak 2015 dengan memakan biaya Rp 2,4 miliar.
"Radar karya anak bangsa ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya tidak mudah terdeteksi alat pendeteksi radar yang biasanya terpasang di kapal-kapal," kata Dimyati di di Kantor Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Priok Jakarta, Senin(31/7/2017).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya itu, kelebihan lain dari radar ini juga memiliki harga yang lebih murah. Hal ini karena setidaknya mengandung komponen dalam negeri mencapai 70 persen.
Jika dibandingkan dengan radar jenis yang sama yang diproduksi oleh berbagai negara di dunia, kualitas yang dihasilkan ilmuan dalam negeri ini tidak jauh berbeda.
"Kalau diproduksi secara komersial nanti harganya sekitar Rp 3 miliar. Tapi kalau fungsinya untuk kepentingan militer, lebih kompleks lagi, ini harganya bisa lebih mahal 2-3 kali lipat. Tapi jika dibandingkan yang diproduksi negara lain harganya ini hanya sepertiganya," ujar dia.
Hanya saja, jika dibandingkan produksi luar negeri tersebut, kelemahan produk ini adalah dalam hal pengemasan. "Kalau dari luar negeri kan kabelnya sudah rapi, kalau kami belum. Nanti kami bisa rapikan sambil berjalan," tegas Dimyati.
Ia menuturkan, radar ini akan sangat berpengaruh dalam menjaga kedaulatan maritim di Indonesia. Dari kajian yang dimilikinya, untuk pertahanan dan militer, setidaknya TNI masih membutuhkan radar ini dengan jumlah mencapai ribuan. (Yas)
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: