Bank Mandiri Targetkan Penyaluran Kredit Rp 65 Triliun Tahun Ini

Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit mikro di kisaran 28 persen atau menjadi sekitar Rp 65 triliun pada akhir 2017

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Agu 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2017, 15:45 WIB
Layanan Perbankan di Masa Libur Idul Fitri
Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit mikro di kisaran 28 persen atau menjadi sekitar Rp 65 triliun pada akhir 2017. Hal ini dilatarbelakangi pertumbuhan penyaluran kredit dengan rata-rata 20 persen dalam tiga tahun terakhir.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan,‎ hingga Juni 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 54,3 triliun, tumbuh 17,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut sejalan dengan keinginan perseroan, untuk mengimplementasikan secara nyata komitmen BUMN hadir untuk negeri dalam menciptakan nilai tambah kepada masyarakat.

“Secara gradual, kami terus meningkatkan penyaluran pembiayaan segmen mikro ke sektor-sektor produktif seperti seperti pertanian, perikanan dan pertambangan, yang kini mencapai 58,67 persen dari total portofolio,” kata Rohan, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (27/8/2017).

Untuk mencapai target penyaluran kredit tersebut, Bank Mandiri telah menerapkan sejumlah strategi, antara lain meningkatkan jumlah jaringan Mandiri Micro Unit yang kini telah meliputi 994 cabang mikro, 1.427 unit mikro dan 652 kios mikro, di seluruh Indonesia.

“Kami juga meningkatkan kualitas SDM di segmen bisnis ini melalui pelatihan dan pembekalan agar proses penilaian kelayakan dan persetujuan kredit dapat dilakukan lebih cepat. Selain itu, SDM Mikro yang berkualitas juga mampu memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha mikro binaan Bank Mandiri melalui pendampingan dan tutoring tentang pengelolaan keuangan,” lanjut Rohan.

Upaya ini telah terbukti berdampak secara signifikan pada kualitas pembiayaan mikro Bank Mandiri, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga baik di bawah 3,0 persen atau hanya 2,42 persen pada akhir Juni 2017.

Strategi lain yang dikembangkan perseroan adalah memanfaatkan basis nasabah Bank Mandiri yang sekitar 1,2 juta, sebagai mitra pengembangan maupun target pasar. Sinergi seperti ini terbukti efektif dan efisien dalam ikut memicu produktifitas pelaku usaha mikro.

Saat ini, Bank Mandiri memiliki dua buah produk mikro unggulan, yakni produk KUM dan KSM. Kedua produk didesain agar dapat mendukung pengembangan usaha debitur melalui skim kredit yang menarik dan bunga yang bersaing.

“Disamping produk Mikro, Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program nasional Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah berlangsung sejak tahun 2007 ,” jelasnya.

 Dalam kurun waktu 2014  hingga Juni 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 40,8 triliun kepada 874.821 debitur di seluruh Indonesia
Sedangkan jika menghitung penyaluran KUR pada Januari – Juni 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp 5,8 triliun, atau 45 persen dari target penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp13 triliun.

Secara sektor, penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh bidang usaha perdagangan, yakni 29,32 persen, lalu diikuti oleh sektor jasa dan sektor pertanian. Adapun secara regional, penyaluran KUR terbesar dilakukan di Provinsi Jawa Timur, yakni kepada 23.178 debitur senilai Rp 1,115 miliar.‎

“Sejalan dengan keinginan pemerintah agar penyaluran KUR ditujukan 40 persen kepada sektor produkif, maka Capaian Juni tersebut setara dengan 43 persen dari total portofolio,” tutupnya.


Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya