Persiapan Bank Mandiri Jelang Penerapan Tol Non Tunai 100 Persen

Bank Mendiri telah melakukan berbagai langkah persiapan untuk mendukung pembayaran nontunai 100 persen di gerbang tol per 31 Oktober

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Okt 2017, 21:13 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 21:13 WIB
Penerapan Transasksi e-toll di Seluruh Gerbang Tol Dibagi Dua Periode
Petugas menunjukan kartu transaksi tol non tunai di gerbang tol Pejompongan, Jakarta, Jumat (15/9). Dalam menggunakan GTO ini, pengguna jalan tol diwajibkan memiliki kartu pembayaran non tunai sebagai kartu prabayar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah melakukan berbagai langkah persiapan untuk mendukung pembayaran nontunai 100 persen di gerbang tol per 31 Oktober 2017. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar kartu e-money sekitar 70 persen dari serbuan bank lain penerbit kartu elektronik.

Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo atau yang akrab disapa Tiko mengungkapkan, secara nasional penggunaan transaksi nontunai di gerbang tol sudah mencapai 87 persen. Penjualan kartu elektronik mengalami kenaikan signifikan dalam satu sampai dua bulan ini setelah sosialisasi program tersebut.

"Penggunaan e-money rata-rata sudah mencapai 87 persen. Jadi tinggal 13 persen lagi menuju 31 Oktober ini untuk mencapai 100 persen. Penjualan kartu elektronik memang naik signifikan satu atau dua bulan ini," kata Tiko di kantornya, Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Dia menerangkan, Bank Mandiri agresif menggenjot penggunaan kartu elektronik berlabel e-money di gardu tol. Upaya perusahaan, antara lain menyediakan dan mendistribusikan suplai e-money untuk dijual oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) maupun operator tol.

"Kita juga signifikan dalam mengembangkan atau menambah reader (alat pembaca) baru di gerbang tol yang belum memilikinya. Termasuk mengembangkan mesin EDC untuk top up atau isi ulang, apakah pakai debet mandiri maupun top up tunai," Tiko menjelaskan.

Dirinya mengaku, pengguna e-money dapat mengisi ulang kartu elektronik di seluruh Anjungan Tunai Mandiri (ATM) perbankan milik negara (Himbara). Bank swasta, PT BCA Tbk pun ikut bermain dalam bisnis ini.

"Kami pastikan ada EDC untuk top up tunai di gerbang tol. Tapi jangka menengahnya, kami berharap pengguna juga paham besaran untuk mengisi kartunya. Jangan sampai kurang saldonya ketika lewat tol yang tarifnya lumayan mahal," katanya.

Sementara itu, Direktur Digital Banking dan Teknologi Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans akan mempertahankan pangsa pasar e-money sekitar 70 persen hingga akhir tahun, meski dengan penerapan pembayaran transaksi nontunai di gerbang tol.

"Ini kan konsepnya sharing investasi, jadi ada baiknya untuk kami karena yang tadinya ditanggung sendiri, jadi ditanggung bank-bank yang masuk sini. Secara investasi lebih efisien, dan dari pangsa pasar kami tidak terlalu khawatir karena kami pastikan ketersediaan kartu cukup baik, sehingga pangsa pasar terjaga di kisaran 70 persen," jelasnya.

Sedangkan penggunaan uang elektronik di gerbang tol, diakui Rico belum menguntungkan bagi perusahaan. "Secara bisnis belum profitable. Model bisnisnya kami justru bayar 0,3 persen ke BUJT. Tahun depan kalau selesai semua, kami bisa lebih sehat lagi," ucap Rico.

Dari datanya, kartu pra bayar berlogo e-money yang telah diterbitkan oleh Bank Mandiri sebanyak 10,82 juta kartu dengan rata-rata transaksi bulanan lebih dari 39 juta transaksi hingga September ini. Nilai transaksi finansial mencapai lebih dari Rp 417,8 miliar per bulan.

Saat ini, kartu elektronik e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi di lebih dari 55 ribu merchant dengan jumlah outlet sebanyak lebih dari 68 ribu unit di seluruh Indonesia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya