KSSK: Sistem Keuangan RI Masih Normal

KSSK optimistis stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Jan 2018, 12:40 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 12:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani.(Fiki/Liputan6.com)
Menteri Keuangan Sri Mulyani.(Fiki/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, sistem keuangan Indonesia pada kuartal IV tahun 2017 dalam kondisi normal. KSSK optimistis stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Demikian hasil kesimpulan Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang pertama di 2018. 

"Kondisi tersebut ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah sesuai target, neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat, aliran masuk modal asing yang stabil, nilai tukar rupiah yang terjaga, cadangan devisa yang menguat," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Hal tersebut juga ditandai dengan kinerja perbankan dan pasar modal yang membaik, tren performa SBN yang positif, serta kecukupan dana penjaminan simpanan.

"KSSK akan mengoptimalkan bauran kebijakan dari sisi fiskal, moneter, makro dan mikroprudensial, serta pasar keuangan dalam menjaga momentum perekonomian dari tantangan yang dapat mengganggu kesinambungan dan stabilitas sistem keuangan," dia menjelaskan.

 

Tantangan ke Depan

Sri Mulyani menambahkan, KSSK mencermati sejumlah tantangan ke depan, baik dari eksternal dan domestik.

Dari eksternal antara lain rencana kenaikan lanjutan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, normalisasi neraca Bank Sentral Amerika Serikat, modernisasi pertumbuhan ekonomi China, dan dinamika konflik politik.

Dari sisi domestik, KSSK mencermati tantangan seperti dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap inflasi atau subsidi, aliran dana nonresiden pada pasar keuangan.

"Adapula tingkat permintaan kredit yang belum sepenuhnya pulih, persepsi pasar terhadap kondisi politik menjelang Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019, serta perkembangan mata uang virtual (cryptocurrency) termasuk bitcoin," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya