Green Bonds Berpotensi Biayai Tiga Proyek Infrastruktur RI

Green bonds adalah sebuah skema yang ditujukan untuk mengembangkan infrastruktur.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Feb 2018, 19:45 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 19:45 WIB
Libur Tahun Baru, Proyek LRT Libur Pengerjaan
Suasana proyek LRT di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (1/1). Sejumlah proyek infrastruktur lain di Ibukota, seperti proyek Light Rail Transit tampak sepi aktifitas pengerjaan dikarenakan Libur Tahun Baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian PPN/Bappenas melalui Unit Tim Fasilitasi Pembiayaan Investasi Non Angaran (PINA Center) saat ini tengah memetakan proyek infrastruktur yang dapat dikembangkan dengan skema pembiayaan berwawasan lingkungan atau green bonds.

Terdapat tiga sektor yang dapat menggunakan skema ini, antara lain sektor perkeretaapian (railway), pelabuhan (seaport), dan kebandarudaraan (airport).

CEO PINA Center Ekoputro Adijayanto mengatakan, pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, adalah salah satu proyek yang potensial untuk diterapkan dalam skema green bonds.

"Kertajati ini kan pengembangan yang sangat besar. Nilainya sendiri untuk airport sudah close (financing) melalui penerbitan RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas) melalui kerjasama dengan Angkasa Pura II," ujar dia di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Dia melanjutkan, proyek yang nantinya akan turut mengembangkan kawasan aerocity ini memiliki nilai proyek teramat besar. "Untuk terminal 2 dan terminal 3-nya, termasuk pengembangan kotanya sendiri yang aerocity, itu sangat besar sekali," dia menambahkan.

Green bonds adalah sebuah skema yang ditujukan untuk mengembangkan infrastruktur dengan memperhatikan perihal lingkungan.

Ekoputro menambahkan, penerapan pembiayaan green bonds juga tepat untuk program pengairan seperti bendungan hingga sektor energi baru terbarukan.

Selain Kertajati, Ekoputro mengungkapkan bahwa masih ada proyek lainnya yang potensial untuk diterapkan skema green bonds.

"Saya melihat Pelabuhan New Tanjung Priok dan PLTA Jatiluhur juga bagus untuk menggunakan green bonds tersebut," ujarnya.

Akan tetapi, dia menyatakan belum bisa menghitung secara pasti, berapa pontensi nilai yang bisa didanai dari tiga proyek tersebut dengan menggunakan skema green bonds. "Masih harus dilakukan perhitungan lebih lanjut," dia menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekonom: Proyek Infrastruktur Bisa Tarik Investor Asing

Pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan mampu menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Namun investasi asing itu tidak akan terjadi dalam dalam jangka pendek tetapi dalam waktu yang panjang.

Kepala Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata menjelaskan, keberlanjutan proyek infrastruktur pada tahun ini akan berdampak bagus terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.

Proyek pembangunan infrastruktur yang digalang pemerintah sejak beberapa tahun lalu cukup serius dan konsisten, sehingga membuka pintu bagi investor asing untuk masuk.

"Infrastruktur adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi Indonesia, agar investasi dari luar bisa lebih banyak masuk," ucapnya pada Media Workshop bertema 'Economic Outlook 2018' di Menara Bank Danamon, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Anton mencontohkan apa yang dilakukan oleh China pada masa lalu. Negara tersebut menggenjot pembangunan sarana infrastruktur sebelum dalam beberapa tahun ke belakang tampil sebagai World Economic Leader.

"Apa yang telah diperbuat pemerintah di era Jokowi-JK ini bagus dalam mengejar ketertinggalan ekonomi, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur. Coba kita lihat China dulu, mereka juga mengawali langkahnya sebagai raksasa ekonomi dunia juga seperti itu," tuturnya.

Namun begitu, Anton mengatakan bahwa masyarakat Indonesia harus sedikit bersabar, karena pembangunan infrastruktur tersebut tidak serta merta dapat langsung mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara.

"Pembangunan infrastruktur saat ini tidak bisa cepat menaikan pertumbuhan ekonomi, harus bertahap. Harus adaptasi dulu. Dampaknya baru bisa kelihatan jangka menengah panjang nanti," jelas dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya