Kerja di Start Up Makin Jadi Pilihan Pencari Kerja di Jepang

Tak hanya soal pekerja, perkembangan pesat start-up di Jepang juga terlihat dari makin banyaknya suntikan investasi untuk perusahaan rintisan di sana.

oleh Vina A Muliana diperbarui 28 Mar 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 08:00 WIB
Pencari-Kerja
Sejumlah mahasiswa Jepang bersorak-sorai saat acara Job Hunting di Tokyo, Jepang, (1/3). Tujuan acara ini untuk mendorong semangat para mahasiswa sebelum berburu pekerjaan. (AP Photo / Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Di era teknologi yang terus berkembang, jenis pekerjaan yang bisa dipilih seseorang pun makin beragam. Para pencari kerja sekarang tidak hanya bisa memilih profesi kantoran, melainkan juga bisa memilih untuk bekerja di perusahaan rintisan atau start up.

Fenomena inilah yang kini banyak terjadi di Jepang. Para pencari kerja di Jepang kini banyak yang memilih untuk bekerja di Start-up. Bahkan tidak jarang pula ada yang justru memilih untuk membuka bisnis sendiri.

Dilansir dari CNBC, Rabu (28/3/2018), Kepala dari Perusahaan 500 Startups di Jepang James Riney mengatakan para pencari kerja di Negeri Sakura ini melihat lowongan kerja di start-up sebagai pilihan B. Padahal sebelumnya, kebanyakan pekerja di Jepang lebih memilih bekerja di perusahaan bonafit demi memiliki stabilitas hidup lebih baik.

"Jika pekerja di sini tidak masuk ke perusahaan besar, masuk ke perusahaan start-up atau membuat bisnis sendiri merupakan satu hal pilihan yang bisa dipertimbangkan," kata Riney.

Lebih lanjut, jumlah pekerja Jepang yang memilih untuk bekerja di start-up juga didominasi oleh angkatan muda. Hal ini tak jarang membuat perusahaan besar kesulitan untuk mendapat angkatan kerja muda yang sesuai.

Kesuksesan beberapa perusahaan start-up teknologi Jepang seperti Mercari, Rakuten, DeNa, GREE juga berkontribusi pada banyaknya anak muda disana yang memilih beralih untuk bekerja di perusahaan rintisan. Ada beberapa diantara pekerja yang sengaja masuk ke perusahaan rintisan Jepang demi mendapat ilmu kewirausahaan dari pemilik start-up.

 

Suntikan Investasi

Tak hanya soal pekerja, perkembangan pesat start-up di Jepang juga terlihat dari makin banyaknya suntikan investasi untuk perusahaan rintisan di sana. Laporan yang dirilis oleh Financial Times mengungkap, secara keseluruhan start-up swasta Negeri Matahari Terbit ini mampu mendapat tambahan dana USD 2,5 miliar di tahun 2017.

Jumlah ini meningkat dari tahun 2012. Saat itu pendanaan untuk start-up hanya bertengger di angka USD 604 juta. Jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan venture capital atau pendanaan juga mencetak rekor cukup tinggi di 2017.

Laporan dari FT menyebut, besaran dana yang digelontorkan mencapai 70,9 miliar yen. Ini sangat jauh jika dibandingkan tahun 2011 yang hanya sebanyak 1,2 miliar yen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya