Pemerintah Diminta Waspadai Inflasi Ganda Jelang Ramadan dan Lebaran

Kenaikan harga BBM telah memicu inflasi Maret 2018 sebesar 0,19 persen.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Apr 2018, 16:40 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 16:40 WIB
Ilustrasi inflasi.
Ilustrasi inflasi.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan pemerintah agar menekan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, kenaikan harga BBM dikhawatirkan bisa mengerek angka inflasi jelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Dia menyatakan kenaikan harga BBM telah memicu inflasi Maret 2018 sebesar 0,19 persen. Adapun angka inflasi Janiari-Maret 2018 mencapai angka 0,76 persen.

Menurut dia, ada potensi inflasi ganda akibat kenaikan BBM dan momentum Ramadan-Lebaran. Di sisi lain, harga minyak mentah di pasaran dunia juga merangkak mendekati USD 70 per barel sehingga pemerintah harus mengantisipasi imbasnya di dalam negeri.

“Agar pemerintah melakukan antisipasi, terutama pada bulan April-Juni (Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri), terhadap adanya potensi terjadinya inflasi ganda karena adanya kenaikan harga pangan dan BBM secara bersamaan,” ujar dia, Selasa (3/4/2018).

Lebih lanjut, Bambang Soesatyo mengatakan, pemerintah sebaiknya segera merevisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.

“Ini demi mempersiapkan stok dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan dan Idul Fitri agar masyarakat mudah memperoleh BBM,” cetusnya.

Namun, dia juga mengatakan bahwa upaya menekan laju inflasi tak bisa hanya melalui revisi Permen ESDM. Sebab, Kementerian Perdagangan dan Bulog pun punya peran sentral untuk menekan laju inflasi.

Kemendag dan Bulog harus segera meningkatkan stok persediaan bahan pangan. “Karena kebutuhan masyarakat akan bahan pangan bakal meningkat ketika menghadapi Ramadan dan Idul Fitri,” katanya.

Selain itu, Kemendag harus bisa mengendalikan harga eceran tertinggi (HET) komoditas pangan terutama cabai dan bawang. Pasalnya, kedua komoditas itu tidak tahan lama. “Jadi ada potensi kenaikan harga,” pungkasnya.

BI: Inflasi Maret Akibat Tekanan Kenaikan Harga Pangan dan BBM

Harga pangan di Pasar Senen Jakarta Pusat terpantau naik Dua pekan menjelang puasa. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
Harga pangan di Pasar Senen Jakarta Pusat terpantau naik Dua pekan menjelang puasa. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan inflasi bulan Maret 2018 sebesar 0,2 dipengaruhi kenaikan harga pangan dan bahan bakar minyak (BBM).

"Kita lihat bahwa di pangan ada tekanan seperti di bawang merah, cabai merah. Kita juga lihat ada tekanan akibat daripada penyesuaian harga BBM yang enggak disubsidi," kata Agus di Gedung DPR RI, Selasa (3/4/2018).

Kendati demikian, Agus memandang langkah-langkah pengendalian inflasi yang telah dilakukan selama ini sudah cukup baik.

"Tapi secara umum kegiatan untuk melakukan pengendalian inflasi bejalan baik dan akan mencapai apa yang kita targetkan di akhir tahun," jelas dia.

Selain itu, Agus juga menjelaskan laju inflasi masih berada pada kisaran aman dan sesuai prediksi BI.

"Secara umum kalau kita lihat inflasi Maret 0,2 persen itu kurang lebih sama dengan apa yang kita prediksi. Kalau secara year on year itu 3,4 persen itu sejalan dengan target yang kita canangkan di tahun 2018 dan 2019 itu ada di kisran 3,5 persen," kata dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 Tonton Video Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya