Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk membangun sinergi demi Percepatan Serap Gabah Petani (Sergap) Tahun 2018.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, dalam kerjasama ini Bulog memiliki tanggung jawab untuk menjaga tiga pilar ketahanan pangan, yakni ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas.
"Guna memenuhi ketiga aspek itu, kami bertanggung jawab melakukan perjalanan pengamanan harga, pengelolaan cadangan pangan pemerintah, serta pendistribusian pangan pokok seperti beras dan pangan pokok lainnya kepada masyarakat," terangnya di Perum Bulog, Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia pun menjelaskan, sebagaimana tertera dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2016, Perum Bulog mengemban tugas untuk melakukan stabilisasi harga pangan pokok berupa beras maupun pangan pokok lain. Seperti jagung, kedelai, gula, minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, cabai, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan, negara yang sebelumnya masih harus impor komoditas pangan pokok seperti jagung kini sudah bisa ekspor.
"Jagung kini sekitar 300 ribu ton sudah diekspor. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa sampai 500 ribu ton," ujar dia.
Tidak hanya jagung, dia pun menceritakan berbagai komoditas lain seperti cabai, yang telah bisa ekspor ke lima negara. Begitu juga ayam, yang sudah menembus pasar di Jepang.
"Arti di balik ini semua, tidak ada harga pangan strategis yang harus naik. Kalau stok aman, tidak ada alasan harga pangan strategis naik di Bulan Ramadhan nanti. Kalau perlu, turun," kata dia.
Apresiasi
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengapresiasi terhadap upaya pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Amran Sulaiman menyampaikan hal itu saat menerima kunjungan dari Pelopor Khusus Dewan HAM PBB untuk Hak atas Pangan di Indonesia, di Kementerian Pertanian pada Senin 9 April 2018.
"Setelah kami sampaikan upaya untuk meningkatkan pangan Indonesia, itu mereka apresiasi. Karena gerakan kita atas perintah Bapak Presiden untuk memuliakan petani, mem-protect petani itu yang diapresiasi," ungkap Amran.
Kepada delegasi PBB tersebut, Amran menyampaikan beberapa terobosan yang dilakukan Pemerintah untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada untuk meningkatkan produktivitas.
"Pertama, Rainfed land (lahan tadah hujan) yang kita bangun tanah yang gersang, kita optimalkan, terkhususnya untuk tanah tadah hujan 50 persen seluruh Indonesia," kata dia.
"Ini yang dulu tanam satu kali kita tingkatkan menjadi dua kali bahkan ke depan kita program menjadi tiga kali," lanjut dia.
Hal yang juga diapresiasi adalah pembangunan embung, sumur dangkal, sumur, dan bendungan berukuran kecil di daerah-daerah.
Ia menambahkan, pembangunan rumah pangan lestari (KRPL). Pihak PBB akan mengunjungi langsung KRPL tersebut.
"Seperti apa KRPL bisa memenuhi kebutuhan pangan dengan KRPL itu. Menanam cabai, menanam sayur. Itu yang akan dikunjungi," ujar dia.
Advertisement