Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengungkapkan hasil pertemuan antara dirinya dengan Perdana Menteri atau PM India Narendra Modi di Istana Merdeka Jakarta Pusat, hari ini (30/5/2018). Darmin menyebut pertemuan dengan India menjadi salah satu aspek untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan Indonesia.
"Hari ini kita bertemu dengan Perdana Menteri India. Kalau petemuan seperti itu artinya kerja sama," ungkap Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu hari ini.
Advertisement
Baca Juga
Darmin menuturkan, hubungan kerja sama Indonesia dengan India nantinya akan dilakukan di berbagai sektor. Meski demikian, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengaku masih belum bisa memberikan penjelasan secara gamblang, karena menurut dia hubungan kerja sama dengan India masih dalam tahap penjajakan.
"Saya masih belum bisa bilang. Perkembangannya baru menyusun kerja sama bagaimana, jadi realisasinya belum," ujarnya.
Sementara dari hasil pertemuan tersebut, Darmin mengungkapkan ada beberapa poin kerja sama yang disepakati dengan India, di antaranya di bidang ekonomi, pertahanan, politik, dan sosial budaya.
"Misalnya di pertahanan bakal ada latihan bersama, angkatan laut dengan ASEAN di Selat Malaka misalnya gitu," ucap Darmin.
Sedangkan persoalan ekonomi menyangkut produk kelapa sawit dan farmasi. Tidak kalah pentingnya, dia bilang, terkait kerja sama impor daging dengan India.
"Kalau di ekonomi paling banyak, mulai dari persoalan kelapa sawit, farmasi, bahan baku farmasi, kita juga punya kerja sama impor daging dari India mereka juga menawarkan beberapa macam yang lain. Jadi banyak-lah," ucap Darmin
Reporter : Dwi Aditya Putra
Sumber : Merdeka.com
Keluhkan Tarif Bea Masuk Kelapa Sawit
Presiden Jokowi meminta PM India Narendra Modi untuk memperhatikan tingginya tarif bea masuk atas produk kelapa sawit Indonesia.
“Beliau tadi menyanggupi untuk melihat dari masalah-masalah yang tadi kita sampaikan,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jakarta, Rabu ini.
Sebelumnya Jokowi menyampaikan, bahwa India adalah mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.
India, katanya, adalah mitra dagang ekspor terbesar Indonesia di Asia Selatan dan Asia Tengah dengan nilai hampir USD 15 miliar. Wisatawan India juga meningkat tajam naik 28 persen dengan jumlah hampir 500 ribu wisatawan di 2017.
Sementara penerbangan Indonesia-India dalam kurun waktu dua tahun ini meningkat, dari tidak ada menjadi 28 kali per minggu.
“Saya menyambut baik penerbangan langsung Garuda Indonesia dari Bali ke Mumbai yang dimulai April 2018,” ucap Jokowi.
Menurutnya, potensi konektivitas udara sangatlah besar, karenanya dia berharap dapat dipertimbangkan kembali penambahan jumlah hak angkut sehingga mencerminkan perkembangan interaksi ekonomi.
Ditambahkan Jokowi, Indonesia dan India sepakat untuk terus menjadikan ekonomi kedua negara terbuka. Untuk itu, Presiden berharap negoisasi regional Comprehensive Economic Partnership dapat diselesaikan pada tahun ini.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengundang investasi India di bidang infrastruktur, seperti pelabuhan, dan bandara, serta industri farmasi, khususnya obat yang belum dapat diproduksi di Indonesia.
Advertisement