Atasi Banjir di Solo, Kementerian PUPR Rampungkan Normalisasi Kali Pepe

Program pengendalian banjir di Solo sudah mulai dilakukan secara terpadu dari hulu ke hilir sejak 2016.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jun 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 09:30 WIB
(Foto: Kementerian PUPR)
Normalisasi Kali Pepe (Foto: Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) tengah menyelesaikan normalisasi Kali Pepe sebagai salah satu upaya pengendalian banjir di Solo.

Wilayah tersebut menjadi pertemuan beberapa sungai antara lain Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung, dan Sungai Bengawan Solo. Program pengendalian banjir di Solo sudah mulai dilakukan secara terpadu dari hulu ke hilir sejak 2016.

Khusus untuk Kali Pepe, penanganan dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA), melalui dua paket pekerjaan yakni Kali Pepe Hulu dan Kali Pepe Hilir. 

Penanganan Kali Pepe Hulu disinyalir dapat memberi manfaat mengurangi risiko banjir seluas kurang lebih 230 hektare (ha) di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres.

Sementara di daerah hilir akan mengurangi risiko genangan banjir seluas kurang lebih 80 ha di Kecamatan Banjarsari, Pasar Kliwon, dan Laweyan.  

Kegiatan yang dilakukan Kementerian PUPR di Kali Pepe Hulu di antaranya yakni normalisasi dan revetment sepanjang 1.566 meter, rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi sepanjang 60 meter, pekerjaan rumah genset Bendung Tirtonadi, pembersihan hulu bendung Manahan dan Nusukan, serta normalisasi Kali Gajah.

 


Kemajuan Proyek Kali Pepe

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Normalisasi Kali Pepe (Foto: Kementerian PUPR)

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Imam Santoso mengatakan, Bendung Karet Tirtonadi merupakan sebuah long storage sepanjang 5.010 meter. Setelah rehabilitasi kapasitas tampung akan bertambah menjadi 1 juta m3. 

Dia juga menyatakan, bendung tersebut akan menggunakan teknologi gate panel yang pertama di Indonesia. Teknologi tersebut memiliki beberapa keunggulan, di antaranya waktu pengoperasian yang singkat, mampu melindungi air blader dari material sungai, serta tahan terhadap perubahan suhu ekstrim dan vandalisme. 

"Jika gate panel ini berhasil di Bendung Karet Tirtonadi, maka akan diterapkan juga di bendung-bendung lain di Indonesia. Terutama yang aliran sungainya dipenuhi batu. Ini untuk proteksi bendungnya. Batu-batu di sungai wilayah Indonesia Timur kan bisa merusak bendung. Adanya gate panel plat baja diharapkan bisa meminimalisir kerusakan," tutur dia dalam keterangan resmi, Kamis (21/6/2018).

Kemajuan pengerjaan di Kali Pepe Hulu hingga awal Juni telah mencapai 82,83 persen atau lebih cepat dari rencana awal sebesar 79,83 persen. Konstruksi dilakukan oleh PT Basuki Rahmanta Putra dengan nilai kontrak tahun jamak 2016-2018 sebesar Rp 121,45 miliar.

Sementara untuk pengerjaan Kali Pepe Hilir, di antaranya berupa konstruksi tebing beton sepanjang 10.115 meter mulai dari Pintu Air Demangan hingga Jalan Merak VI, perbaikan pagar, dan pengerukan badan sungai. 

Kemajuan pekerjaan telah mencapai 92,55 persen atau lebih cepat dari rencana awal 87,56 persen. Kontraktor pelaksana adalah Kerjasama Operasi (KSO) PT Adhi Karya-PT Minarta, dengan nilai kontrak tahun jamak 2016-2018 sebesar Rp 173,04 miliar.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya