Lewat Buku, Rhenald Kasali Soroti Perubahan Era Digital

Dampak dari peralihan perekonomian konvensional ke sistem digital sudah mulai terbukti dengan tutupnya gerai-gerai perbelanjaan konvensional.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Jul 2018, 16:06 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2018, 16:06 WIB
Pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali merilis buku baru dengan judul The Great Shifting, Sabtu (21/7/2018).
Pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali merilis buku baru dengan judul The Great Shifting, Sabtu (21/7/2018).

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi digital membawa dampak pada perubahan perekonomian di Indonesia. Sebagai pebisnis perubahan tersebut harus dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pakar manajemen perubahan Rhenald Kasali mengatakan, hampir segala lini kegiatan manusia telah mengalami pergeseran dari kegiatan konvensional beralih ke sistem digital.‎ Tidak terkecuali pada kegiatan perekonomian, yang ditandai dengan bermuculanya pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi digital.

Perubahan kegiatan ekonomi dari konvensional ke digital tersebut ditulisnya dalam buku yang bertajuk The Great Shifting.

"Banyak orang mengatakan dunia memasuki era new normal. Tapi apa konkretnya new normal dalam kehidupan baru?" kata Rhenald Kasali, dalam peluncuran buku terbarunya, The Great Shifting di Rumah Perubahan, Bekasi, Sabtu (21/7/2018).

Dampak dari peralihan perekonomian konvensional ke sistem digital sudah mulai terbukti dengan tutupnya gerai-gerai perbelanjaan konvensional. Dia pun membantah bahwa fenomena penutupan gerai yang terjadi belakangan ini akibat dari penurunan daya beli.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pergeseran

Rhenald Kasali
Rhenald Kasali saat peluncuran bukunya yang berjudul Disruption: Menghadapi Lawan-Lawan Tak Kelihatan dalam Peradaban Uber. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)

Rhenald menyebutkan, saat gerai konvensional‎ mengalami gulung tikar, di sisi lain kegiatan pengiriman barang meningkat. Kondisi ini dialami perusahan jasa pengiriman barang, hal tersebut menunjukan kegiatan transaksi tetap berjalan.

‎"Ketika pendapatan masyarakat meningkat, sejumlah produk akan menjadi barang inferior. Ini menunjukkan kegagalan para CEO dalam membaca perubahan dan terperangkap dalam a blame trap karena terlalu percaya pada pernyataan pelemahan daya beli," tuturnya.

Menurut Rhenald, peralihan tersebut tidak bisa diredam, namun mengikuti perkembangannya dan memperbaiki kebijakan yang telah dibuat sebelumnya. Jika tidak maka akan ditinggalkan konsumen.

"Jangan mereduksi shifting dalam dunia online semata dan beralih dari Matahari ke online. Itu hanya kecil. Para pengusaha dan regulator harus belajar distrupsi rill, harus memperbaiki kalau tidak mau punah, melakukan shifting,"‎ tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya