Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) saat ini kian melebarkan sayapnya di luar negeri. Tercatat beberapa proyek didapatkannya hingga Juni 2018.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana mengatakan proyek di luar negeri tersebut memiliki andil besar dalam catatan kinerja operasional perusahaan yang tinggi dengan raihan kontrak baru sebesar Rp 20,56 triliun hingga akhir Juni 2018. Kontribusi terbesar datang dari sektor infrastruktur dan industri dengan nilai kontrak sebesar Rp 15,21 triliun dan Rp 4,44 triliun.
"Selain didukung oleh berbagai proyek di dalam negeri, lonjakan kinerja operasional Perusahaan juga meningkat dengan semakin dipercayanya WIKA untuk mengerjakan proyek di luar negeri," kata Tumiyana, Selasa (31/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Perseroan dipercaya untuk membangun Clarin Bridge di Bohol, Filipina, Limbang Bridge di Serawak, Malaysia, 1.400 unit rumah di Aljazair, hingga Kompleks Istana Kepresidenan Republik Niger.
Raihan kontrak Perseroan di luar negeri berpeluang semakin meningkat setelah kunjungan Wakil Perdana Menteri Kedua dari Republik Uganda, Y.M. A.M. Kirunda Kivejinja ke kantor PT Wijaya Karya Tbk, Kamis 26 Juli 2018. Dalam kunjungannya, Kirunda Kivejinja menawarkan PT Wijaya Karya Tbk sebagai wakil Indonesia untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di negara sub-Sahara tersebut.
"Kami akan mengevaluasi penawaran dari Niger dengan fokus pada pekerjaan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan perumahan. Potensi keterlibatan WIKA sesuai program pemerintah RI yang mendukung pembangunan infrastruktur di Afrika," tutur Tumiyana. (Yas)
Laba Bersih Wika Tumbuh 39 Persen
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan laba bersih tumbuh 39,50 persen menjadi Rp 632,52 miliar pada semester I 2018. Pada semester I 2017, perseroan mencatatkan laba Rp 453,40 miliar.
Capaian pertumbuhan kinerja keuangan tersebut didukung oleh penjualan Perseroan yang melonjak 36,83 persen menjadi Rp 12,98 triliun dengan rasio laba bersih 3,99 persen.
Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana mengatakan, peningkatan kinerja Perseroan antara lain dipengaruhi kemampuan Perseroan dalam mengerjakan proyek strategis nasional.
"Proyek strategis nasional yang dikerjakan oleh WIKA telah berjalan sesuai rencana, termasuk LRT yang akan digunakan untuk mobilisasi atlet Asian Games 2018 dan Tol Balikpapan–Samarinda yang ditargetkan rampung di akhir tahun 2018,” ujar Tumiyana kepada wartawan, Selasa (31/7/2018).
Tumiyana melanjutkan, Perseroan memiliki kondisi keuangan yang sangat sehat. Posisi kas dan setara kas sebesar Rp 9,93 triliun dan total modal sebesar Rp 14,97 triliun. Total utang berbunga hanya sebesar Rp 14,18 triliun menunjukkan bahwa gross gearing ratio dan net gearing ratio Perseroan masing-masing hanya sebesar 0,95 kali dan 0,28 kali.
"Angka tersebut menunjukkan bahwa kemampuan keuangan kita masih jauh di atas utang kita, di mana perbankan mensyaratkan batas rasio utang berbunga Perseroan sebesar maksimum 2,5 kali, kita 1 kali pun belum sampai,” ujar Tumiyana.
Selain itu, Perseroan juga meraih kinerja operasional Perusahaan yang tinggi dengan raihan kontrak baru sebesar Rp 20,56 triliun hingga akhir Juni 2018.
Kontribusi terbesar datang dari sektor infrastruktur dan industri dengan nilai kontrak sebesar Rp 15,21 triliun dan Rp 4,44 triliun.
Sementara itu, sektor energi and industrial plant dan properti menyumbangkan kontrak baru masing-masing senilai Rp 552,88 miliar dan Rp 354,20 miliar.
Daftar kontrak baru PT Wijaya Karya Tbk pada 2018 telah diisi oleh sederetan proyek yang akan mendukung pembangunan tol laut termasuk pembangunan flyover menuju terminal Teluk Lamong, pembangunan pelabuhan Kijing di Pontianak, Dermaga Pelabuhan Bagendang dan Dermaga Multipurpose Pelabuhan Bumiharjo serta Pelabuhan Patimban fase I, Jawa Barat.
Tidak hanya itu, WIKA bersama Konsorsium Penta Ocean Construction Co.Ltd, TOA Corporation, Rinkai Nissan Construction, dan PTPP dipercaya membangun Pelabuhan Patimban senilai Rp6,24 triliun.
"Hal ini menandai peran WIKA dalam mendukung alur perdagangan karena lokasi pelabuhan yang berdekatan dengan pusat industri Cikarang yang rencananya akan diintegrasikan dengan Bandara Kertajati, Jawa Barat," tutur Tumiyana. (Yas)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement