Liputan6.com, Jakarta Perbankan memastikan dukungan pendanaan bagi pengembangan komoditas pertanian di Indonesia, salah satunya kopi. Produksi kopi Indonesia diperkirakan dapat mencapai 11,1 juta karung atau sekitar 743 ribu ton pada akhir 2018, meningkat 42 ribu ton dari periode sebelumnya. Peningkatan ini 60 persen diantaranya adalah kopi Robusta.
Sector Manager Rabobank Indonesia Leo Mualim, mengatakan kopi dapat tumbuh lebih baik di negara-negara yang dekat dengan ekuator. Khusus di Indonesia, kopi tak hanya dikonsumsi di dalam negeri tetapi juga pasar ekspor.
Baca Juga
Dia menuturkan dari prediksi, ekspor kopi nasional di akhir tahun 2018 dapat mencapai 476 ribu ton. Pangsa pasar utama adalah ke negara Eropa, Amerika, Malaysia dan Jepang. Adanya peningkatan penikmat kopi di kalangan menengah atas yang lebih menggemari kopi giling, kopi instan dan varian produk kopi RTD (ready to drink) menyebabkan perubahan pola konsumsi kopi diIndonesia.
Advertisement
“Peningkatan konsumsi beberapa jenis produk ini juga didorong oleh peningkatan urbanisasi,adanya jaringan gerai pengecer (chain convenience store) dan kios ritel di pusat perkantoran dan 2 perbelanjaan,” kata dia, Rabu (1/8/2018).
Teknologi dan inovasi dalam rantai kopi yang dikenal dengan teknologi disruptif (discruptive technology) dimana dengan adanya telepon pintar (smart-phone), petani kopi bisa mendapatkan informasi terkini (realtime) mengetahui harga dan mencari pembeli sehingga rantai-pasok kopi menjadi lebih pendek.
Terkait rantai-pasok kopi inilah, kata dia Rabobank Indonesia dapat menyediakan akses dana untuk pembelian bahan baku, modal kerja, investasi untuk membeli peralatan seperti mesin kopi atau pembelian gudang hingga pengadaankendaraan pengangkut.
Selain itu, layanan trade financing, cash management dan internet banking yang dimiliki Rabobank Indonesia akan memudahkan pemilik usaha untuk mengelola arus kas, membayar gaji karyawan, membayar supplier, hingga melakukan kegiatan ekspor-impor yang berkaitan dengan usahanya.
Lampung dikatakan dikenal sebagai salah satu propinsi penghasil Kopi Robusta terpenting di Indonesia. Berdasarkan peringkat ekspor komoditas, kopi merupakan komoditas ekspor ketiga terbesar di Lampung setelah Batu Bara dengan nilai ekspor sekitar USD 24,5 juta atau hampir 10 persen dari total nilai ekspor.
Komoditas ini disusul oleh Bubur Kayu/Pulp (USD 19,3 juta atau 7,87 persen total nilai ekspor), dan olahan dari buah-buahan/sayuran (USD 17,6 juta atau 7,16 persen dari total nilai ekspor).
Di Indonesia sebaran pertanaman kopi terbesar berada di pulau Sumatera (60 persen) diikutidengan pulau Jawa (25 persen) serta Sulawesi Selatan (15 persen). Jenis kopi yang berada di Sumatera bagian utara adalah Arabika, Sumatera bagian Selatan adalah kopi Robusta sedangkan di daerah Jawa dan Sulawesi terdapat kedua jenis kopi tersebut.
Swasembada Pangan
Jos Luhukay, Direktur Utama Rabobank Indonesia mengatakan dukungan diberikan karena perbankan ingin ikut membantu tujuan strategis pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan, serta akses kepada jaringan Rabobank kepada para penggerak sektor pangan dan agribisnis.
“Rabobank Indonesia dapat mendanai seluruh rantai-pasok pangan dan agribisnis karena memiliki layananperbankan korporasi yang membantu perusahaan besar dan perbankan bisnis yang melayani perusahaan kecildan menengah. Rabobank juga berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem usaha pangan sehingga tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga memiliki informasi mengenai pasarnya,” jelas dia.
Selain memiliki Sector Manager di Indonesia yang melakukan analisis komoditas-komoditas utama, Rabobank Indonesia memiliki akses pada pengetahuan mengenai pangan dan agribisnis yang telah dihimpun selama 120 tahun oleh Rabobank Group.
Rabobank Group adalah perusahaan induk yang berasal dari Belanda dan bermula dari koperasi petani.
Advertisement