Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Secara kumulatif, angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 sebesar 5,17 persen.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 secara year on year (YoY)pertumbuhan ekonomi disumbang oleh beberapa lapangan usaha. Tertinggi pertama disumbang oleh jasa lainnya sebesar 9,22 persen.
Advertisement
"Pertumbuhan ekonomi secara year on year tertinggi disumbang oleh lapangan kerja jasa lainnya sebesar 9,22 persen," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
Pertumbuhan secara year on year tertinggi kedua disumbang oleh jasa perusahaan sebesar 8,89 persen. Kemudian pertumbuhan ketiga secara year on year disumbang oleh transportasi dan pergudangan sebesar 8,59 persen.
Sementara itu, dibandingkan dengan kuartal I 2018, pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha tertinggi disumbang oleh pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,93 persen.
Kedua disumbang oleh jasa perusahaan sebesar 3,37 persen dan ketiga disumbang oleh jasa lainnya sebesar 3,30 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 sebesar 5,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh beberapa faktor di antaranya Lebaran dan masa pemilihan kepala daerah (Pilkada).
"Ya saya kira antara 5,2 atau 5,3 persen," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 4 Juli 2018.
Darmin menjelaskan, selain didorong oleh Lebaran dan masa pilkada, pertumbuhan ekonomi kuartal II juga didukung oleh masa panen raya yang bergeser pada April dan Mei. Sementara tahun lalu masa panen berada pada Maret dan April.
"Pertama itu panen kita bergeser saya ingatkan, di kuartal pertama. Jadi panen kita bergeser kalau tahun lalu di kuartal satu panen rayanya, tahun ini kuartal dua April-Mei. Jadi itu akan membuat pertumbuhan itu jadi tinggi dari sebelumnya," kata dia.
"Kemudian yang kedua ada pilkada kemarin ini banyak di daerah, ada Lebaran berarti ada belanja orang lebih banyak berarti antara 5,2 sampai 5,3 persen begitu. Ya susah 5,3 persen tapi saya bilang saja ya," ujar dia.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen pada Kuartal II 2018
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu hanya 5,01 persen.
"Pertumbuhan ini cukup bagus. Dan pendorong utamanya karena di triwulan II ini ada momen Ramadan dan Lebaran," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin 6 Agustus 2018.
Dia menjelaskan selain lebih tinggi jika dibandingkan periode sama 2017, angka ini juga lebih tinggi dibandigkan pertmbuhan ekonomi triwulan I 2018 yang saat itu 5,06 persen.
"Memang ini cukup bagus, namun kalau di 2018 ditargetkan sebesar 5,4 persen, ini masih belum capai target," tambah dia.
Realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 ini di atas perkiraan ekonom. Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 diprediksi berada pada kisaran 5,15 persen.
Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II adalah pencairan tunjangan hari raya (THR) dan libur panjang Lebaran. Hal ini menjadi stimulus bagi konsumsi rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga memang terbantu besarnya kenaikan THR dan libur panjang. Serapan belanja pemerintah, khususnya belanja pegawai, juga menstimulus ekonomi nasional. Meskipun tantangannya kelas menengah masih menahan belanja untuk antisipasi kenaikan harga BBM nonsubsidi dan pangan di semester II," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement