Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi 5,15 Persen

Salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II adalah pencairan tunjangan hari raya (THR) dan libur panjang Lebaran.

oleh Septian Deny diperbarui 06 Agu 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2018, 09:31 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 diprediksi berada pada kisaran 5,15 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2018 yang sebesar 5,06 persen.

Pengamat Ekonomi ‎Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan ‎salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II adalah pencairan tunjangan hari raya (THR) dan libur panjang Lebaran. Hal ini menjadi stimulus bagi konsumsi rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga memang terbantu besarnya kenaikan THR dan libur panjang. Serapan belanja pemerintah, khususnya belanja pegawai, juga menstimulus ekonomi nasional. Meskipun tantangannya kelas menengah masih menahan belanja untuk antisipasi kenaikan harga BBM nonsubsidi dan pangan di semester II," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/8/2018).

Di‎ sisi yang lain, kata Bhima, di kuartal II neraca perdagangan masih defisit karena pelemahan kurs dan proteksionisme global terjadi di April dan Mei. Hal ini menjadi tekanan bagi pertumbuhan ekspor.

"Efeknya net ekspor lebih rendah dari kuartal I. Kemudian libur yang panjang juga menurunkan produksi sektor industri pengolahan. Logistik ikut terpengaruh karena prioritas fungsi tol dan pelabuhan untuk mudik," kata dia.

Sementara dari sisi investasi, karena bertepatan pemilihan kepala daerah (pilkada), pada kuartal II ini investor cenderung wait and see.

"Realisasi investasi langsung secara seasonal baru tinggi di kuartal III dan IV. Itu pun sedikit terganggu oleh pelemahan kurs rupiah yang merubah rencana investasi jangka panjang," tandas dia.

Jurus Pemerintah Jaga Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Pemerintah menyatakan akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi dalam tren meningkat, meski banyak tantangan muncul di tengah ketidakstabilan kondisi ekonomi global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di atas 5 persen merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara di kawasan ASEAN lain. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan tersebut.

"Kita lihat dari South East Asia seperti Vietnam, Kamboja dia pertumbuhannya seperti apa. Kalau Indonesia negara paling besar di ASEAN," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Dia mengungkapkan, agar pertumbuhan ekonomi bisa terus berada di atas 5 persen, pemerintah akan terus berupaya menjaga komponen-komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi masyarakat.

"Untuk bisa menjaga pertumbuhan di atas 5 persen di dalam situasi perekonomian global yang sangat dinamis, kita akan terus menjaga dari komponen pertumbuhan ekonominya, konsumsi, daya belinya kita jaga, investasi, pertumbuhan kreditnya sudah di atas 10 persen. Itu berarti positif," ujar dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga berharap pasar dan pihak swasta terus bisa memberikan dukungan terhadap ekonomi nasional dengan menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kita juga berharap bahwa dari capital market juga memberikan confindence sehingga korporasi juga bisa memberikan pembiayaan. Kemudian dari ekspor sudah cukup tinggi, tapi impornya meningkat jadi kita jaga supaya external balance tidak terlalu negatif. Jadi kita akan tetap fokus apa yang menjadi pertumbuhan di Indonesia dan itu kita perbaiki," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya