Kementerian PUPR Ingin Pembangunan Infrastruktur Diakses Seluruh Warga

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) paparkan pentingnya peran perempuan untuk infrastruktur.

oleh Bawono Yadika diperbarui 16 Agu 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 17:15 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR Baby Setiawati Dipokusumo (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) terus menggenjot pembangunan infrastruktur yang mengadopsi pengarus utamaan gender (PUG).

Infrastruktur itu dapat diakses dan memiliki fasilitas ramah bagi perempuan, anak-anak dan difabel.

Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Peran Masyarakat Kementerian PUPR, Baby Setiawati Dipokusumo mengatakan, akses infrastruktur Indonesia juga harus memberikan perhatian bagi wanita serta kaum difabel. 

"Selain tantangan penyediaan fasilitas infrastruktur yang dapat diakses semua orang, isu lainnya adalah peluang yang sama bagi kaum wanita dalam  keterlibatan pembangunan infrastruktur," tutur dia dalam keterangan tertulis Kamis (16/8/2018). 

Baby mencontohkan, salah satu upaya Kementerian PUPR mengakomodir kebutuhan wanita, anak-anak dan difabel, yakni telah disediakan 31 ruang ibu dan anak, tempat penitipan anak, jalur landai, lift dan ruang parkir, khusus bagi difabel di kantor Kementerian PUPR.

Baby menambahkan, saat ini dari 16 pejabat tinggi Madya, empat di antaranya merupakan wanita yakni Sekjen Anita Firmanti, Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti, Kepala BPSDM Lolly Martina Martief, dan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya Baby Setiawati Dipokusumo. 

Baby mengungkapkan, implementasi PUG di Kementerian PUPR telah dimulai dari 1997 dengan pelibatan kaum perempuan pembangunan infrastruktur pedesaan yang dikenal menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).  

Peran perempuan dalam program tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan infrastruktur. 

Sebagai informasi, Kementerian PUPR dinilai berhasil meningkatkan capaian dalam penerapan PUG dengan menerima penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya

(APE) yang diberikan pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah yang dinilai melaksanakan pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Penghargaan APE tersebut antara lain ditingkat Pratama pada tahun 2008, tingkat Madya pada 2009-2010, tingkat utama tahun 2011-2013, hingga tingkat mentor pada 2014 - 2016.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi: Bukan Hanya Fisik, Pembangunan Infrastruktur untuk Peradaban

Tahun 2019, Kementerian PUPR akan fokus pada penyelesaian proyek infrastruktur sehingga tidak ada yang mangkrak di tengah jalan. (Foto Humas Kementerian PUPR)
Tahun 2019, Kementerian PUPR akan fokus pada penyelesaian proyek infrastruktur sehingga tidak ada yang mangkrak di tengah jalan. (Foto Humas Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa banyak orang salah kaprah ketika membahas infrastruktur. Menurutnya, selama ini pembangunan infrastruktur dikira hanya urusan fisik semata. Padahal, implikasi pembangunan sangat luas. Tak hanya bangunan dan jalan yang dibuat, tapi lewat pembangunan tersebut maka peradaban akan turut terbangun.

Dalam pidatonya pada sidang tahunan MPR pada Kamis (16/8/2018), Presiden Jokowi menyebut pembangunan seperti moda transportasi tidak sekadar fisik, tapi bisa memberi dampak ke kehidupan rakyat.

"Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja. Padahal sesungguhnya, kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," jelas Jokowi.

Jokowi menjelaskan, lewat infrastruktur maka konektivitas akan meningkat. Alhasil, tidak hanya perekonomian yang makin terintegrasi, tetapi hubungan budaya di Indonesia bisa makin erat.

"Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," ucapnya.

Jokowi berharap, orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas. "Sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," tegasnya.

Jokowi juga berjanji akan terus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memajukan Indonesia, dan tidak hanya terfokus pada sumber daya alam (SDA) saja.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

Jokowi berkomitmen terus berinvestasi dalam manusia Indonesia. "Karena itu, membangun manusia Indonesia adalah investasi kita untuk menghadapi masa depan, untuk melapangkan jalan menuju Indonesia maju."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya