Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki potensi sumber daya alam (SDA) beragam dan besar. Namun untuk mengembangkan potensi tersebut pemerintah daerah tidak bisa sendiri atau membutuhkan investor. Hal inilah yang melatarbelakangi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dengan tim Pro Jokowi (Projo) mempromosikan wilayah tersebut dalam Kaltara Investment Forum (KIF) 2017.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie mengatakan, forum KIF ini untuk keperluan jangka panjang Kaltara dan meyakinkan investor menanamkan modalnya di Provinsi Katara.
“Meyakinkan investor itu tidak mudah. Hari ini promosikan, mungkin satu atau dua tahun mendatang baru terealisasi. Makanya kita tidak akan berhenti mempromosikan, " kata Irianto, dalam forum KIF, yang‎ diselenggarakan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah daerah telah melakukan persiapan untuk menggaet investor. Mulai dari memperbaiki cara kerja aparatur hingga mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan calon investor.
Langkah jitu yang disiapkan Pemerintah Provinsi Kaltara agar investor bisa komitmen menanamkan modal adalah memudahkan perizinan dengan merevisi Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2014 tentang tentang Pendelegasian Wewenang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemprov Kalimantan Utara.
"Dalam waktu dekat akan selesai revisi. Untuk memudahkan lagi, kami sudah menyiapkan dokumen-dokumen perencanaan dan survei-survei awal di beberapa lokasi," ucapnya.
Selain itu, perubahan kinerja birokrasi baik di Pemprov maupun di lingkup Pemkab dan Pemkot juga dilakukan. Pasalnya, tanpa didukung pola kerja birokrat yang berorientasi kerja, akan menjadi penghambat investor menanamkan modalnya.
Beberapa potensi, sarana dan prasarana infrastruktur pendukung yang dipromosikan ke investor. Beberapa diantaranya adalah Bandara Juwata Tarakan yang menjadi pintu gerbang Kaltara, pelabuhan laut, rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), masterplan Kota Baru Mandiri (KBM), rencana Jembatan Bulungan - Tarakan, peta potensi sumber daya alam, rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan, peta potensi pariwisata, serta Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) yang mungkin hanya sedikit wilayah di dunia memilikinya.
Melalui forum tersebut diharapkan tidak hanya dapat menggaet investor lokal, namun juga sejumlah investasi asing, khususnya industri padat energi. Karena itu, dia menekankan pemanfaatan energi berbasis konservasi. (Pew/Gdn)