Liputan6.com, Jakarta - Jika dibandingkan dengan barang tanpa merek, barang bermerek tentunya dibanderol dengan harga yang lebih mahal. Meskipun harganya mahal, tetapi jumlah peminatnya semakin bertambah dari hari ke hari.
Apalagi kini barang bermerek sering diperjual-belikan dalam kondisi “bekas pakai” (second) sehingga harganya jauh lebih murah dibandingkan harga saat beli dalam kondisi baru. Namun istilah barang bekas tentunya meninggalkan kesan negatif. Sehingga muncullah istilah preloved yang memberikan nilai lebih pada barang bekas pakai yang dijual tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Namun tak sedikit yang menyamakan menjual barang bekas ini dengan istilah garage sale. Tentu saja, kedua istilah tersebut, preloved dan garage sale ini berbeda. Namun, banyak orang mendeskripsikan keduanya dengan pengertian yang sama.
Agar tidak keliru, simak ulasan mengenai perbedaan preloved shopping dan garage sale seperti dikutip dari Cermati.com sebelum Anda memulai bisnis ini.
Apa itu Preloved Shopping?
Preloved shopping adalah suatu istilah yang diberikan untuk menggantikan definisi barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Jika dibandingkan dengan istilah “barang bekas” atau “barang loak”, istilah preloved jauh lebih bergengsi dan terdengar enak di telinga.
Jual-beli barang preloved sudah ada sejak beberapa tahun silam. Namun, metode jual-beli ini baru populer sejak tahun 2015 yang lalu, ketika aktivitas belanja online semakin meroket.
Meskipun berstatus sebagai barang bekas, tetapi harga jual barang preloved masih cukup tinggi. Apalagi barang tersebut berasal dari merek ternama dan masih dalam kondisi bagus.
Misalnya, Anda memiliki tas merek Hermes yang dibeli seharga Rp 98 juta dan berniat menjualnya karena sudah bosan atau ingin mengoleksi model lain. Anda bisa menjual tas tersebut seharga Rp 40 jutaan. Meskipun dijual dengan setengah harga, setidaknya Anda tidak terlalu merugi, bukan?
Advertisement
Apa Itu Garage Sale?
Garage sale adalah istilah yang diberikan untuk menjual barang-barang tidak terpakai dalam rangka mengosongkan stok gudang. Istilah garage sale sering digunakan oleh toko-toko retail, terutama retail pakaian, tas, dan sepatu.
Berbeda dengan barang preloved yang sudah pernah dipakai, untuk barang garage sale sama sekali belum pernah dipakai. Jadi, kondisi barang masih baru.
Untuk kualitasnya sendiri masih bagus, tetapi mungkin ada beberapa bagian yang rusak. Maka dari itu, kamu harus lebih berhati-hati jika ingin membeli barang dari garage sale.
Hasil penjualan dari garage sale biasanya akan digunakan untuk membeli barang-barang dari koleksi terbaru sesuai dengan tren yang sedang diminati di masyarakat. (Baca Juga: Mau Fashionable Tapi dengan Modal Minim? Baca Tips Berikut Ini)
Potensi Bisnis Preloved dan Garage Sale itu Menjanjikan
Bisnis di bidang ini semakin hari tidak bisa dipandang sebelah mata saja. Ternyata, dari waktu ke waktu, bisnis preloved dan garage sale semakin diminati dan banyak diburu oleh konsumen. Artinya, jelas bisnis yang satu ini cukup menjanjikan, karena:
1. Menunjang Penampilan Seseorang
Memiliki mobil, rumah, apartemen, dan tabungan senilai ratusan juta saat ini dianggap biasa saja. Untuk meningkatkan gengsi, seseorang mulai beralih ke barang penunjang penampilan (high-end fashion) yang memiliki harga fantastis, seperti pakaian, tas, sepatu, dan jam tangan.
Meskipun berstatus sebagai “barang bekas”, namun barang high-end fashion semakin diminati khususnya untuk kalangan menengah ke bawah yang selalu ingin tampil trendi tetapi bujet terbatas. Barang high-end fashion ini juga dianggap dapat membuat kece penampilan seseorang yang mengenakannya.
2. Diburu karena Bisa Menghemat Pengeluaran
Seperti yang kita tahu, barang preloved atau bekas memiliki harga jual yang relatif rendah jika dibandingkan dengan harga barang baru. Hal ini dijadikan ajang “aji mumpung” bagi orang yang ingin tampil berkelas setiap saat.
Cara ini dianggap dapat memangkas pengeluaran yang harusnya dibelanjakan untuk membeli kebutuhan barang-barang mewah. Tidak tanggung-tanggung, pengeluaran yang dapat dipangkas bisa mencapai 70 persen dari yang seharusnya.
Jadi wajar bila penjualan barang preloved dan garage sale selalu dinanti-nanti oleh kalangan fashionista. So, jangan khawatir pasar dari kedua bisnis ini. (Baca Juga: Manfaatkan Kartu Kredit Anda di Momen Great Sale)
Advertisement
3. Bisnis yang Mudah dan Menambah Pemasukan
Bagi penjual barang high-end fashion, menjual barang-barang mewah miliknya tentu menjadi cara terbaik untuk menambah pemasukan. Harga per koleksi yang dijual berbeda-beda, tergantung dari jenis barang, tingkat kelangkaan, dan jumlah peminat barang tersebut.
Apabila barang semakin langka, maka harganya juga semakin mahal. Jika Anda mempunyai koleksi barang tak terpakai, lebih baik dijual untuk menambah pemasukan daripada dibiarkan menumpuk di gudang.
Dengan menjual sebagian barang tak terpakai, Anda juga mempunyai ruang yang lumayan luas untuk menampung barang-barang koleksi terbaru. Tentu saja, sekaligus akan menambah pemasukan Anda.
Pilah Barang sesuai Kualitas yang Siap Dijual
Sebelum menjual barang-barang bekas Anda, sebaiknya pilah barang tersebut sesuai dengan kondisi dan kualitas barang. Untuk barang yang sudah tidak terpakai tetapi pernah digunakan ke acara-acara tertentu, Anda bisa memasukkannya dalam kategori preloved shopping. Sedangkan barang yang pernah dibeli tetapi sama sekali tidak pernah dipakai, masukkan ke kategori garage sale. Selanjutnya, tetapkan harga jual yang sesuai untuk menarik minat pembeli.