Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mendorong pegawainya menerapkan budaya inovasi dalam seluruh proses bisnis ketenagalistrikan. Untuk memicunya, perusahaan tersebut mengelar lomba‎ Learning, Innovation, Knowledge, & Exhibition (LIKE‎) antar unit dan anak usaha.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman, mengatakan ‎sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan ke masyarakat, pegawai PLN dituntut memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan kelistrikan. Sebab itu dibutuhkan inovasi untuk mengatasi dan mengantisipasi permasalahan.
"Semua dituntut untuk berinovasi. Manajemen PLN mendorong semua masalah pekerjaan. Jadi ada manfaat dan nilai tambah buat perusahaan," kata Syofvi, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Syofvi menuturkan, hingga 2018, jumlah karya inovasi yang dihasilkan sebanyak 3.702 karya inovasi dari seluruh unit PLN dan anak perusahaan di Indonesia.
Karya inovasi di lingkungan PLN terbagi menjadi lima kategori yaitu Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi, Technical Support, Non-Technical Supporting Aplikasi dan Non-Technical Supporting Manajemen.
"Karya inovasi yang sudah berupa prototipe dan siap diproduksi massal berjumlah sekitar 59 karya inovasi," tutur dia.
Sementara itu, General Manager PLN Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Puslitbang), E. Haryadi, melanjutkan ‎selama tiga hari PLN menggelar LIKE PLN 2018, 23 hingga 25 Oktober 2018, di PLN Kantor Pusat, Jakarta.Â
Karya inovasi yang diapresiasi 2018 ini berjumlah 439 inovasi, dan pada final nasional esok hari diikuti oleh 50 peserta yaitu terdiri dari 10 peserta pada tiap kategori dari unit PLN di seluruh Indonesia beserta anak perusahaan.
"LIKE PLN ini menjadi ajang paling bergengsi para inovator. Karena menggelar seleksi penghargaan karya inovasi. Ini memicu motivasi pegawai secara terus menerus untuk lebih optimal dalam menjalankan tugasnya," ujar dia.
Â
Â
PLN Siap Ganti Bahan Bakar PLTD dari Solar ke Biodiesel pada 2019
Sebelumnya, PT PLN (Persero) ‎siap mengganti bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), dari Solar menjadi Biodiesel yang berbahan baku minyak sawit.
‎Direktur Bisnis Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, PLN siap menggunakan minyak sawit sebagai bahan bakar PLTD.
Namun, untuk menerapkannya akan terlebih dulu dilakukan penggantian mesin. "Mesin baru saja lah. Kami siap dengan CPO (Crude Palm Oil)," kata Djoko, di Jakarta Jumat 19 Oktober 2018.
Djoko menuturkan, penggantian bahan bakar PLTD dari solar menjadi minyak sawit murni akan dilakukan pada 2019.
Saat ini realisasi penggunaan 20 persen biodiesel dengan solar (B20) sebanyak 142.246 kilo liter (KL). "Itu kalau CPO murni. Itu nanti 2019 nanti. Roadmap," tutur dia.
Saat ini PLN masih kesulitan mendapatkan pasokan solar yang telah tercampur 20 persen biodiesel, untuk digunakan PLTD yang mayoritas terdapat di Indonesia Timur.
"Sebetulnya gini, bukan di kita, tapi penyedia B20-nya loh," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong penggantian bahan bakar PLTD dari Solar menjadi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
Dia mengaku ‎telah menginstruksikan PLN selaku operator kelistrikan di Indonesia, untuk mengganti bahan bakar PLTD dengan total kapasitas 1.800 Mega Watt (MW), dari Solar menjadi minyak kelapa sawit.
"Kami telah menginstruksikan PLN untuk mengubah setidaknya 1.800 MW mesin diesel menjadi 100 persen CPO," tutur Jonan, saat membuka forum bisnis Indonesia Finlandia, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 9 Oktober 2018.
Jonan pun menginginkan, penggantian bahan bakar fosil menjadi bahan bakar nabati pada pembangkit listrik tersebut, dapat diterapkan 2018.
‎"Kami harap bisa dilakukan tahun ini. This is real," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Â
Advertisement