Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang paling melek teknologi. Ini bisa menjadi suatu nilai tambah. Kaum muda yang begitu familiar dengan teknologi dapat dengan mudah mengakses informasi, misalnya lewat smartphone mereka.
Namun ini juga bisa menjadi bumerang. Pasalnya, informasi yang begitu banyak menimbulkan gaya hidup konsumtif. Berbagai tawaran menarik yang bermunculan di layar gawai membuat impulse buying semakin sulit diatasi.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, generasi milenial sering dikatakan memiliki gaya hidup yang boros. Menurut survei, motivasi keuangan generasi milenial memang cenderung berbeda apabila dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Kaum muda saat ini lebih banyak merogoh kocek mereka untuk membeli gaya hidup, pengalaman, dan eksistensi diri. Padahal banyak yang memprediksi, generasi milenial akan mengalami kesulitan finansial, terancam tak memiliki hunian, bahkan hidup susah saat masa pensiun.
Oleh karena itu, rencana keuangan harus disiapkan matang-matang sejak muda. Apalagi, beban pengeluaran kaum muda diperkirakan akan terus bertambah. Senior Vice President Intermediary Business Schroders Indonesia Adrian Maulana membagikan 5 tips keuangan bagi generasi milenial.
1. Investasi sejak dini
Menurut Adrian, kunci untuk menjamin kondisi finansial di masa mendatang adalah segera berinvestasi secara konsisten dalam jangka panjang. Tentukan secara spesifik tujuan dan jangka waktu investasinya, kemudian pelajari pilihan-pilihan investasi yang ada.
“Berinvestasi jangan lihat tahun per tahun. Harus jangka menengah ke panjang. Kalau tujuan jangka pendek jangan masuk ke instrument investasi,” jelas Adrian.
Sisihkan minimal 12 sampai 15 persen dari pengeluaran untuk alokasi investasi. Ia menyampaikan, signifikansi investasi mungkin tidak terlihat dalam tahun-tahun pertama, namun akan terasa setelah 10 tahun dari compound effect.
“Ingat, sisihkan bukan sisakan,” tegasnya.
Ia juga berpesan untuk selalu berhati-hati dalam memilih jenis investasi. Apalagi, saat ini semakin banyak platform fintech yang menawarkan berbagai investasi dengan imbalan menggoda. Oleh karena itu, generasi milenial harus waspada dalam memilih investasi.
Advertisement
2. Jangan menunggak pembayaran kartu kredit
Seringkali kemudahan bertransaksi yang ditawarkan kartu kredit membuat kita menjadi ceroboh dalam menggunakan uang. Tanpa disadari, beban pembayaran kartu kredit melebihi kemampuan Anda.
Oleh karena itu, tanamkan pikiran bahwa kartu kredit hanyalah alat yang mempermudah pembayaran. Pastikan untuk membayar tagihan kartu kredit secara disiplin.
3. Siapkan emergency fund
Menyiapkan dana darurat atau emergency fund juga penting sehingga di saat terjadi musibah atau sesuatu yang mendadak, misalnya kena PHK atau kecelakaan, Anda tidak perlu lagi memusingkan masalah biaya.
Siapkan emergency fund setidaknya sebesar 3 sampai 6 bulan pengeluaran. Artinya jika pengeluaran per bulan Rp 5 juta, minimal Anda harus punya uang setara dengan Rp 15 juta hingga Rp 30 juta. Juga pastikan bahwa dana tersebut mudah diakses kapan saja saat dibutuhkan.
4. Punya asuransi
Menurut Adrian, jenis asuransi yang pertama kali harus diprioritaskan adalah asuransi kesehatan. Saat ini, memang sudah ada bermacam fasilitas kesehatan yang disediakan dari pemerintah maupun tempat kerja.
Namun, asuransi kesehatan tetap penting untuk berjaga-jaga jika ada kondisi kesehatan serius atau fatal yang membuat Anda tidak bisa lagi produktif. Baru selanjutnya, beli asuransi jiwa dan pensiun.
5. Punya portofolio untuk diversifikasi aset
Adrian memaparkan, berinvestasi saja tidak cukup. Tanpa diversifikasi di produk yang berbeda, aset Anda bisa saja hilang di saat kondisi tempat Anda berinvestasi tidak baik.
Dengan membangun portofolio, Anda akan bisa memitigasi risiko tersebut. Selain itu, saat salah satu produk melemah, Anda masih tetap bisa menerima keuntungan dari produk lainnya. (Felicia Margaretha)
Advertisement