RI Inisiasi Penerapan Revolusi Industri ke-4 di Asia Pasifik

Revolusi Industri ke-4 mengandalkan internet dalam proses industri sehingga dapat lebih efektif dan efisien.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Nov 2018, 13:36 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 13:36 WIB
Pembukaan GIIAS 2018
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). GIIAS 2018 mengambil tema Expand Ideas Beyond Mobility. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian bersama United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) dan Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri ke-1 (Regional Conference on Industrial Development/RCID) di Bali, Indonesia pada 8-9 November 2018.

Tujuan dari penyelenggaraan konferensi ini yaitu guna membuka peluang dan potensi penerapan Revolusi Industri ke-4 di negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, Revolusi Industri ke-4 merupakan tren tranformasi proses industri yang didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi, khususnya dalam proses otomasi dan pertukaran data.

Revolusi Industri ini melibatkan beberapa aspek utama transformasi yaitu cyber-physical system, internet of things, dan komputasi awan dan kognitif (cloud and cognitive computing).

Airlangga mengungkapkan, Revolusi Industri ke-4 mengandalkan internet dalam proses industri sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Meski internet bukan lagi hal yang baru, namun belum banyak negara-negara berkembang yang menyadari urgensi dan manfaat penerapan Revolusi Industri ke-4.

“Perlu disadari, Industry 4.0 tidak mengenal batas-batas nasional, jika negara-negara di Asia Pasifik tidak berpikir secara regional, mereka akan kehilangan peluang dan gagal mengatasi tantangan yang terus mengiringi perkembangan Industry 4.0,” ujar dia di Kuta, Bali, Kamis (8/11/2018).

Menurut dia, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang terdepan dalam penerapan Revolusi Industri ke-4 di Asia, menggagas penyelenggaraan RCID sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik akan potensi Revolusi Industri ke-4 dalam mendukung proses industrialisasi di kawasan.

Airlangga menyatakan, konferensi ini akan mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, kalangan akademisi, serta pemangku kepentingan terkait dalam mengakselerasi implementasi Revolusi Industri ke-4. Sebagai bentuk konkret, konferensi akan merumuskan rekomendasi strategi dan kebijakan bagi negara berkembang dalam menerapkan Revolusi Industri ke-4.

Pengalaman yang dimiliki negara-negara maju seperti Jepang, China dan Korea Selatan akan menjadi benchmark bagi negara berkembang di Asia Pasifik yang akan dituangkan ke dalam instrumen komitmen non-binding negara-negara partisipan RCID melalui Bali Declaration.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Disesuaikan

Pembukaan GIIAS 2018
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meninjau mobil konsep Daihatsu pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Beberapa hal umum yang dikomitmenkan di dalam Bali Declaration antara lain dukungan untuk mengidentifikasi sektor pendorong utama penerapan Revolusi Industri 4.0 yang disesuaikan dengan kondisi negara-negara berkembang.

Kemudian, mendorong negara-negara partisipan untuk mengidentifikasi pembelajaran kisah sukses penerapan Revolusi Industri ke-4 negara maju di kawasan Asia Pasifik. Serta mendesak pemerintah negara-negara berkembang untuk mendorong komitmen regional dalam memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan penerapan Revolusi Industri ke-4.

"Pertemuan ini akan menjadi wadah pertukaran pengalaman, pandangan, pengetahuan, dan langkah efektif dalam menjawab tantangan teknis penerapan Revolusi Industri ke-4. Hasil dari pertemuan ini juga diharapkan menjadi platform di kawasan Asia Pasifik untuk mengakselerasi penerapan Revolusi Industri ke-4," tandas Airlangga.

‎Hadir dalam Wakil Menteri Kementerian Luar Negeri AM Fachir, Direktur Jenderal UNIDO Li Yong, perwakilan dari 27 negara-negara berkembang serta negara anggota UNIDO seperti Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Jepang, Kamboja, Korea Utara, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Timor Leste, dan Vietnam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya