Liputan6.com, Jakarta - Jabatan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) mengalami kekosongan setelah masa jabatan Amien Sunaryadi berakhir pada 18 November 2018 lalu. Namun, ada dua nama yang dikabarkan akan mengisi posisi kekosongan orang nomor satu di SKK Migas tersebut.
Kabarnya, Deputi III Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin disebut-sebut menjadi salah satu calon Kepala SKK Migas baru-baru ini. Selain Ridwan, nama Dwi Soetjipto, mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sudah lebih dulu bakal menjadi pengganti Amien Sunaryadi yang pensiun 18 November 2018.
Menanggapi itu, Menteri Koodinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku belum tahu bawahannya dikabarkan akan menduduki posisi kepala SKK Migas. Sebab, dirinya sendiri belum menerima laporan apa-apa terkait hal tersebut dari Istana Presiden.
Advertisement
"Belum tahu saya. Belum tahu (kabar dari Istana)," kata Luhut saat ditemui di ICE BSD, Tanggerang, Minggu (2/12).
Sementara itu, saat dimintai pendapat mengenai kemampuan Ridwan di bidang permigasan dan kemungkinan anak buahnya akan dilantik pada Senin besok, Luhut enggan memberikan penjelasan secara lengkap. Terlebih dirinya meminta awak media bersabar menunggu keputusan tersebut.
"Ya kita lihat saja nanti," kata Luhut sembari tersenyum.
Sebagai infromasi, Pelantikan Kepala SKK Migas sendiri baru akan dilakukan Senin (3/12) di Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Jakarta. Nama pengganti Amien pun sudah ada di kantong Presiden Joko Widodo. Namun teka teki ini masih akan bergulir hingga dilakukan pengumuman besok.
Ridwan sendiri bekerja bersama Menko Luhut sejak Mei 2015 lalu. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam di Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) sejak 2010.
Ridwan merupakan lulusan Geologi ITB. Pendidikan S2 dan S3 nya ditempuh di luar negeri dengan jurusan yang sama. Di Kemenko Kemaritiman, Ridwan banyak berkutat dengan pembangunan infrastruktur kemaritiman, termasuk perkembangan pembangunan Blok Masela di Maluku yang menjadi salah satu proyek besar hulu migas di Indonesia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com