26 Ribu Ton Jagung Impor Segera Masuk ke RI

Pemerintah memang sengaja tidak langsung memasukkan 100 ribu ton jagung yang telah ditetapkan.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jan 2019, 15:53 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 15:53 WIB
Panen Raya, Petani Tuban Hasilkan 33,7 Ton Jagung
Hamparan ladang jagung saat panen raya di Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3). Panen raya tersebut menghasilkan 33,7 ton jagung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, sebanyak 74 ribu jagung impor telah masuk pada akhir 2018. Jumlah tersebut berasal dari kuota impor yang ditetapkan sebesar 100 ribu ton.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, dari 100 ribu ton yang ditetapkan, belum semuanya masuk ke Indonesia. Sisanya sebesar 26 ribu ton dipastikan segera masuk dalam waktu dekat.

"Untuk impor jagung, sesuai dengan Rakortas yaitu sebesar 100 ribu ton (di 2018). Itu 74 ribu sudah masuk ke Indonesia, sisanya segera masuk," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Ketut menyatakan, pemerintah memang sengaja tidak langsung memasukkan 100 ribu ton jagung yang telah ditetapkan. Hal ini untuk melihat seberapa besar kebutuhan di dalam negeri.

Menurut dia, jangan sampai jagung impor tersebut masuk saat petani tengah panen. Sehingga tidak membuat harga jagung petani anjlok.

"Kita tidak mau masuk gerojokan (semua), karena kita jaga petani gaung kita. Jangan sampai masuk pas masa panen, nanti jagung impor masuk, petani kita kecewa. Ini bagaimana petani jagung untung, peternak juga untung. Ini sangat terkait," tandas dia.

 

Indonesia Kembali Impor 30 Ribu Ton Jagung di 2019

Kementan
Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan bahwa Indonesia akan kembali menambah impor jagung sebesar 30.000 ton di tahun 2019. Angka ini merupakan tambahan dari impor 100.000 ton pada tahun 2018 lalu.

"Iya (impor lagi 30.000 ton jagung). Lagi di proses perizininannya kan kita prosesnya sedang mengusulkan penugasannya," kata dia, saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Dia mengatakan, saat ini pihaknya tegah menyiapkan perizinan impor dan penugasan impornya. Penugasan sendiri akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logisitik (Bulog). Nantinya impor jagung ini ditargetkan datang semua pada Maret 2019.

"Lagi proses kan kita prosesnya sedang mengusulkan penugasan," lanjut dia.

"Sudah mengajukan (usulan penugasan). Jadi sedang berproses. Kan prosesnya Bulog baru bisa impor kalau ada penugasan dari Menteri BUMN. Jadi sedang diusulkan untuk penugasan," imbuhnya.

Menurut dia, tujuan impor 30.000 ton jagung ini, yakni untuk memenuhi kebutuhan jagung untuk para peternak mandiri. Keputusan impor ini sendiri sudah disetujui oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara rapat koordinasi di kantornya beberapa waktu lalu.

"Sudah perintah rakor, menurut rakortasnya harus nambah. Untuk peternak mandiri," ungkap Oke.

Dengan demikian, impor jagung tidak akan berpengaruh terhadap panen raya petani. Karena pada rakortas tersebut juga turut diundang para petani jagung untuk didengar pandangannya terkait impor 30.000 ton tersebut.

"Tidak (bentrok dengan panen raya petani). Itu udah keputusan rakortas. Jadi udah semua pihak membicarakan," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya