Mentan Targetkan 1 Juta Petani Milenial pada 2019

Masalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian menjadi fokus dari Kementerian Pertanian pada 2019.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Jan 2019, 19:10 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 19:10 WIB
(Foto:Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meninjau pasokan dan harga beras (Foto:Merdeka.com/Yayu Agustini)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian menjadi fokus dari Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2019. Kementan menargetkan tercipta 1 juta petani milenial pada 2019.

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengatakan, pihaknya mencetuskan gerakan 1 juta petani milenial pada 2019. Para petani tersebut diharapkan mampu produksi komoditas pertanian yang berorientasi ekspor.

"Petani milenial yang sudah bergabung kurang lebih 400 ribu orang. Kami targetkan 1 juta orang tahun ini," ujar dia di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (14/1/2019).

Dia mengungkapkan, selama ini memang banyak generasi muda yang enggan terjun ke sektor pertanian.

Namun, seiring dengan penggunaan teknologi di sektor ini, para generasi mud‎a tersebut mulai tertarik bekerja di sektor pertanian.

"Kami mendorong pemuda-pemuda tani untuk turun ke sektor pertanian. Mereka mulai tertarik karena sudah ada transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern," ungkap dia.

Amran Sulaiman menyatakan, pihaknya tidak mematok tingkat pendidikan para pemuda yang ingin bergabung dalam program ini. Menurut dia, yang paling penting adalah kemauan untuk bekerja.

"Pendidikannya SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, apa saja yang penting mau bekerja. Tapi rata-rata SMA dan S1 yang 400 ribu orang itu," tandas dia.

 

Tak Ingin Petani Rugi, Jokowi Minta Harga Beras Jangan Terlalu Murah

Presiden Jokowi Tinjau Pelayanan OSS di BKPM
Presiden Joko Widodo didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala BKPM Thomas Lembong meninjau layanan konsultasi Online Single Submission (OSS) BKPM di PTSP BKPM, Jakarta, Senin (14/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memastikan stok beras di gudang Perum Bulog melimpah. Bahkan jumlahnya kini mencapai 2,1 juta ton atau lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya kisaran 800 ribu ton.

Jokowi memperkirakan jumlah ini akan terus bertambah mengingat memasuki Ferbruari dan Maret akan terjadi panen raya. Hanya saja dia berpesan kepada Perum Bulog untuk tetap menjaga keseimbangan harga ini dari dua sisi, yaitu dari sisi konsumen dan sisi petani.

"Kalau kita mau harga turun secara drastis ya gampang sebenarnya, supply saja semuanya ke pasar, tapi kan ada harga petani, petani jadi rugi. Jadi keseimbangan harga produksi dan harga pasar harus dijaga oleh Bulog, tidak bisa terlalu murah karena petani akan menjerit," papar Jokowi di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis 10 Januari 2019.

Dari informasi yang dilaporkan kepadanya, harga beras dalam beberap minggu terakhir sudah menunjukkan tren penurunan. Ini dikarenakan upaya Bulog untuk melakukan operasi pasar demi menjaga garga beras tetap terjangkau seluruh masyarakat.

Apa yang disampaikannya, Jokowi berharap kepada seluruh pihak untuk tidak terlalu khawatir. Juga para spekulan, Jokowi berpesan untuk tidak memainkan harga. Karena dengan stok yag dimiliki ini, Bulog siap untuk operasi pasar.

"Karena biasanya kalau stok beras sedikit itu akan banyak spekulasi di pasar yg bermain-main dengan harga. Ini kita tunjukkan stok memang ada dan banyak," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya