Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun 9 unit jembatan gantung di Aceh pada tahun ini. Adapun sumber pembiayaan, sebanyak 6 unit didanai APBN dan 3 unit melalui dana Otonomi Khusus atau Otsus.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono percaya, pembangunan jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas dan memangkas waktu tempuh antar desa, yang sebelumnya harus memutar jauh akibat dipisahkan kondisi geografis Indonesia, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
Advertisement
Baca Juga
"Hadirnya jembatan ini akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat pedesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga," tutur dia, Senin (11/2/2019).
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional I Banda Aceh Achmad Subki menyampaikan, tiga jembatan gantung yang akan dibangun dengan dana Otsus Aceh berlokasi di Kabupaten Aceh Barat. Ketiganya yakni Seurendek-Tanoh Mirah sepanjang 150 meter, Baro-Sipot (150 meter) dan Pulo Teungoh-Dusun Sengkadeh (30 meter).
"Untuk 6 jembatan gantung yang didanai APBN yakni Jembatian Gantung Geunie (42 meter) di Kabupaten Pidie Jaya, Alur Ngang (60 meter) di Kabupaten Gayo Lues, Blang Panu (120 meter), Keude Trumon (90 meter) di Kabupaten Aceh Selatan serta diusulkan Blang Brandeuh (90 meter) di Kabupaten Nagan Raya dan Siron (120 meter) di Kabupaten Aceh Besar," jelas dia.
Â
Proyek Tahun Lalu
Pada tahun lalu, sebanyak 4 jembatan gantung dibangun di Aceh, di mana 3 unit diantaranya menggunakan dana APBN maupun Dana Otonomi Khusus Aceh.
Ketiga jembatan gantung tersebut yakni Jembatan Gantung Pante Kala (60 meter) di Kabupaten Aceh Barat Daya dengan anggaran Rp 4,3 miliar, Tanjong Dalam (72 meter) di Kabupaten Aceh Utara dengan anggaran Rp 5,14 miliar dan Gunung Setan (72 meter) di Kabupaten Aceh Utara dengan anggaran Rp 6,16 miliar.
Sementara untuk satu jembatan lainnya yakni Jembatan Gantung Sikundo, pembangunannya dilaksanakan dalam periode 2016-2018 dengan biaya Rp 3,74 miliar. Jembatan tersebut berada di Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat yang menghubungkan Desa Sikundo dengan Desa Jambak.
Advertisement