BNI Syariah Siapkan Belanja Modal Rp 135 Miliar pada 2019

Alokasi dana capex BNI Syariah untuk penguatan digital dan jaringan bisnis perusahaan pada 2019.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Feb 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 16:30 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Syariah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 135 miliar pada 2019.

Alokasi dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk penguatan digital dan jaringan bisnis perusahaan pada 2019.

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto menuturkan, pada tahun ini, perusahaan berencana memperbesar kapasitas data center melalui anggaran capex. Adapun capex tahun ini meningkat 68,75 persen dibandingkan 2017.

"Untuk 2019 capex kita sebesar Rp 135 miliar, tahun lalu Rp 80 miliar. Ini kita mau bangun data center untuk digitalnya. Jadi kita lebih banyak siapkan untik data center, belanja servernya, storagenya, securitynya dan lainnya," ujar dia di Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).

Sementara itu, sepanjang 2018, BNl Syariah telah menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan halal ecosystem, seperti Deureuham (Derap Ekrafpreneur Hasanah Mulia). 

Kemudian juga Pelatihan Manajemen Masjid, Benteng Hasanah di Batas Negeri, serta Pembentukan Jurnalis Ekonomi Syariah di Balikpapan, Medan, Bandung, Kendari. 

"Sedangkan pada tahun ini kami berencana untuk menjadi bank buku III di akhir tahun ini termasuk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO)," pungkas Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhyati.

 

Pakai LinkAja

Hari Pelanggan Nasional, Nasabah Bank Dapat Bingkisan
Nasabah mendapat bingkisan usai mengambil uang dari ATM saat peringatan Hari Pelanggan Nasional di Kantor BNI Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (4/9). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau yang dikenal dengan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) akan segera meluncurkan platform pembayaran berbasis Quick Response code (QR Code) yang ditargetkan rilis pada Maret 2019.

Anggota Himbara tersebut ialah terdiri dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto menuturkan, anak usaha BNI ini akan ikut masuk pada platform pembayaran berbasis QR Code tersebut. Adapun platform ini nantinya akan disebut dengan LinkAja. 

"Jadi begini, dalam persaingan digital banking saat ini, bank-bank sudah berhadapan dengan (ovo) maupun (gopay) sehingga beberapa bank bumn bergabung membangun satu aplikasi bersama. Jadi berikutnya bank syariah anak bumn bakal masuk ke sana atau yang dikenal dengan LinkAja," ujar dia di Gedung BNI Syariah, Jakarta Selatan, Kamis 14 Februari 2019.

Kendati begitu, mekanisme lebih jauh bagaimana BNI Syariah ini masuk pada pembayaran LinkAja belum dapat ia jelaskan lebih dalam.

"Bentuknya sendiri lebih tepatnya agar ditanyakan dengan Kementerian BUMN. Karena kita sendiri kan hanya sebagai participant saja," ujarnya. Meski begitu pihaknya mengungkapkan, Perseroan dipastikan akan masuk terlibat dengan pembayaran QR Code.

"Idealnya anak BUMN syariah kalau bisa bikin digital paymentnya sendiri-sendiri tapi untuk induknya (BNI) iya tahun ini. Kalau enggak salah Maret atau April 2019. Kami masih belum (tahun ini)," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya