BNI Syariah Bakal Lepas Saham ke Publik pada Awal 2019

PT BNI Syariah berencana lepas 20 persen saham ke publik pada awal 2019.

oleh Bawono Yadika diperbarui 26 Jul 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 14:30 WIB
20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Aktivitas perbankan syariah di BNI Syariah Jakarta, (10/10). Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54% (YOY), dari Rp 216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 243 triliun (Juli 2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Syariah akan melakukan penawaran umum perdana saham (Innitial Public Offering/IPO) pada awal 2019. Untuk memuluskan rencana tersebut, manajemen anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tersebut telah membentuk tim IPO. 

"Pembentukan tim sudah, yang jelas harus masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) karena ini corporate action dan harus dapat izin dari pemegang saham induk juga yaitu BBNI," tutur dia di Gedung BNI Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (26/7/2018).

Firman mengharapkan, Perseroan bisa catatkan saham perdana pada awal 2019. "Saat ini kita sedang siapkan, yang jelas kita sudah masukan RBB 2019. Awal tahun depan harapannya ya," kata dia.

Firman menambahkan, secara fundamental, BNI Syariah siap IPO. Perseroan akan pakai laporan keuangan Maret 2018 untuk IPO.

"Kira-kira pakai laporan keuangan Maret 2018 atau Desember 2017. Tahun depan juga tahun Pemilu, jadi kita sedang lakukan simulasi. Cuma dari sisi fundamental kita sudah siap," ujar dia.

Firman menuturkan, saham yang akan dilepaskan ke publik setara dengan 20 persen saham ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.

Dengan IPO ini, Firman menjelaskan, Perseroan akan naik kelas menjadi kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III. Lantaran untuk menjadi Bank BUKU III, BNI Syariah harus memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun. Saat ini modal inti perseroan tercatat sekitar Rp 4 triliun. 

"Apabila price to book value kami antara 1,5 sampai 2 kali, maka tambahan modal yang kita dapatkan dari IPO ini sekitar Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun. Ini sudah lebih dari cukup untuk tambah modal inti sehingga kami bisa menjadi bank buku III," kata dia.

Firman menyakinkan, kinerja PT BNI Syariah tetap kuat sampai dengan akhir tahun ini. Terbukti, Perseroan optimistis bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 27 triliun sepanjang 2018. "Kami yakin bisa mencapai laba Rp 400 miliar akhir tahun ini," ujar dia.

 

BNI Tambah Modal di BNI Syariah Sebesar Rp 1 Triliun

20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menambah modal di anak usaha perseroan yaitu PT Bank BNI Syariah sebesar Rp 1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu 3 Januari 2018, perseroan melakukan pembelian saham dalam simpanan PT Bank BNI Syariah sebanyak 1.000.000 lembar saham senilai Rp 1 triliun.

Penambahan modal itu membuat modal disetor PT Bank BNI Syariah berubah dari Rp 1,50 triliun menjadi Rp 2,50 triliun.

Dengan demikian komposisi pemegang saham mengalami perubahan dari sebelumnya perseroan 99,90 persen dan PT BNI Life sebesar 0,10 persen menjadi perseroan sebesar 99,94 persen dan PT BNI Life sebesar 0,06 persen.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ryan Kiryanto menuturkan, penambahan modal ini tidak berdampak secara langsung karena dilakukan kepada anak perusahaan yang dimiliki secara mayoritas oleh perseroan. Selain itu juga tidak mengubah pemegang saham pengendali.

"Segala anggaran terkait penambahan modal ini telah dianggarkan dalam rencana bisnis bank (RBB) Perseroan pada 2017," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya