212 Orang China Kehilangan Status Miliarder

Gejolak pasar saham menggerus status miliarder di China.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Feb 2019, 20:03 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 20:03 WIB
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Liputan6.com, Beijing - Laporan miliarder khusus China, Hurun Report, mengungkapkan sebanyak 212 orang China kehilangan status miliarder tahun ini. Akarnya adalah jatuhnya harga di pasar saham.

Mengutip Market Watch, Hurun Report menulis pada tahun 2018 turunnya harga di pasar saham menggerus USD 1 triliun atau Rp 14.000 triliun (USD 1 = Rp 14.069). 212 orangpun kehilangan status miliarder mereka.

Meski begitu, laporan itu mengklaim jumlah miliarder di China masih yang terbanyak di seluruh dunia dengan total 658 miliarder. Sementara, Amerika Serikat (AS) ditulis hanya memiliki 584 miliarder, diikuti Jerman dengan 117 miliarder.

Tak mengejutkan, untung terbesar berada di sektor teknologi, media, dan telekomunikasi. Kemudian diikukti sektor real estate, beragam investasi, manufaktur, dan ritel.

Itu pun tercermin lewat daftar miliarder terkaya di China versi Hurun, yakni Jack Ma dan Ma Huateng yang berasal dari sektor teknologi. Barulah diikuti Xu Jiayin dari sektor properti.

Sebagai catatan, laporan Hurun berbeda dari laporan UBS dan PwC sebelumnya yang menyebut China memiliki 373 miliarder. Selain itu, Hurun juga menyebut miliarder Mukesh Ambani adalah orang terkaya di dunia, berbeda dari laporan orang terkaya Bloomberg dan Forbes.

Laporan itu juga menyebut miliarder asal China terus konsisten muncul karena mendapat uang lewat penawaran harga perdana. Sejumlah milairder baru China adalah Zhang Yiming pemilik ByteDance (pengembang TikTok) dan Zhan Ketuan yang fokus di sektor penambangan bitcoin.

Meski Super Sibuk, Jack Ma Selalu Tidur Nyenyak

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Jack Ma selalu bisa menarik perhatian dengan nasihatnya yang blak-blakan. Terkini, orang terkaya di China itu tampil pada acara Forum Ekonomi Dunia di Davos dan berbagi nasihat mengenai tidur.

Berbeda dari CEO Apple Tim Cook atau CEO Tesla Elon Musk, mantan guru Bahasa Inggris ini ternyata tidak terlalu workaholic dan menekankan pentingnya tidur nyenyak. Ia pun ogah memusingkan masalah yang membuatnya sulit tidur. 

"Jika saya tidak cukup tidur, maka masalahnya akan tetap ada. Jika saya tidur, saya punya kesempatan yang lebih baik untulk melawan masalah itu," ujar Jack Ma seperti dikutip situs World Economic Forum.

Jack Ma juga mengajak orang-orang yang ingin berbisnis agar jangan khawatir pada kompetisi atau tekanan. Malah, ia menyebut jangan menjadi pebisnis bila takut tekanan.

"Dalam bisnis, jangan khawatir pada kompetisi, jangan pernah khawatir pada tekanan. Bila kamu khawatir tekanan, jangan jadi pebisnis," tegas Jack ma.

Ketimbang khawatir, bos Alibaba ini mengajak pebisnis agar menciptakan sesuatu yang bernilai agar tercipta peluang. Kondisi dunia yang penuh kekhawatiran ini dipandang Jack Ma sebagai ladang peluang.

"Hari ini seluruh dunia sedang khawatir. Itu artinya ada peluang besar," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya