Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa transaksi perdagangan elektronik atau e-commerceĀ saat ini sebagian besar masih bertumpu di area Jabodetabek. Padahal, untuk pemerataan ekonomi harusnya pertumbuhan itu bisa dirasakan diluar Pulau Jawa.
"Jadi, salah satu misi baik seller maupun visitor bagaimana caranya bagaimana e-commerce juga berkembang di luar Jawa. Juga mendorong kota-kota tier 2 tier 3, sampai tier 4 yang kebanyakan di luar Jawa," kata Bambang saat ditemui di Jakarta, seperti ditulis Rabu (13/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Bambang mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) orang yang mencari barang atau konsumen 70 persen berada di sekitar area Jabodetabek. Kemudian unique sellers atau penjualan unik juga 80 persen masih terjadi di daerah tersebut.
"Jangan sampai e-commerce booming, unicorn makin banyak tapi semua di Jakarta. Itu Akan membuat sulit menciptakan pemerataan antar wilayah, kita sudah payah membuat kesenjangan antar wilayah tidak makin lebar," katanya.
Bambang menambahkan, keberadaan e-commerce seharusnya dapat membantu pemerataan di wilayah-wilayah luar Jawa. Sehingga tidak terjadi ketimpangan secara signifikan antar wilayah.
"Dengan perdagangan barang yang sifatnya ritel, sekarang ada e-commerce, tolong bantu kami juga supaya kesenjangan tidak semakin lebar karena e-commerce," pungkasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Transaksi E-commerce Naik Rp 13 Triliun Tiap Bulan
Sebelumnya,Ā Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan sektor ekonomi digital, khususnyaĀ e-commerceĀ terusĀ tumbuhĀ dari waktu ke waktu.
Berdasarkan data yang dihimpun BI, terjadi peningkatan signifikan pada nilai transaksiĀ e-commerce. Transaksi di platformĀ e-commerceĀ mencapai hingga Rp 13 triliun per bulan.
"Kalau sekarang kita lihat aktifitas sektorĀ realĀ yang sudah lewat digital ekonomi ini kelihatan meningkat," kata dia, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, pada Jumat 3 Januari 2019.Ā
BACA JUGA
"Misalnya data transaksiĀ e-commerceĀ yang diperoleh BI, itu menunjukkan peningkatan melaluiĀ e-commerceĀ itu paling tidak yang BIĀ captureĀ sekarang setiap bulan itu sekitar Rp 11 triliun sampe Rp 13 triliun per bulan. Kalau setahun kan bisa Rp 140-an triliun," lanjut Mirza.
DiaĀ mengakui jika dibandingkan dengan total transaksi sektor riil, maka transaksiĀ e-commercememang belum terlalu besar. Namun, pertumbuhan transaksi di platform e-commerceĀ sangat signifikan.
"Memang kalau dibandingkan keseluruhan transaksi sektor ritel tentu masih kecil tapi kalau kita lihat pertumbuhannya, pertumbuhannya itu sudah 100 persen sampai 150 persen yoy. Jadi misalnya JanuariĀ overĀ Januari, Desember over Desember," tandasnya.
Advertisement