Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menceritakan kondisinya saat terjadi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998 silam.
Dia menyebutkan, saat itu kondisi cukup kacau karena banyak kerusuhan terjadi di mana-mana. MAsyarakat kesulitan melakukan aktivitas keuangan dan membeli kebutuhan sehari-hari.
Advertisement
Baca Juga
"Kita pernah mengalami krisis 1998. Perbankan tutup, masyarakat panik, toko - toko tutup, terjadi kerusuhan," kata Sri Mulyani saat menjadi pembicara di hadapan ratusan anak muda yang menghadiri acara National Town Hall on Youth Engagement, di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dia mengungkapkan, saat itu dirinya sebagai seorang ibu muda yang memiliki anak kecil sangat kesulitan membeli susu formula."Kalau ibu-ibu muda seperti saya waktu itu khawatir tidak bisa membeli susu untuk anak kita. Bukan karena tidak punya uangnya, tapi tokonya tidak menjual karena kerusuhan," ujarnya.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada generasi muda untuk turut serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi RI agar hal seperti itu tidak terulang kembali. "Hal inilah yang ingin kita hindari," ujarnya.
Dalam menjaga perekonomian, dia menyebutkan sangat tidak mudah. Banyak tantangan baik dari dalam negeri maupun global. Terlebih saat ini kondisi ekonomi dunia penuh ketidakpastian.
"Tantangan selalu banyak. dunia tidak pernah statis. Hari ini diumumkan oleh bank sentral Amerika (The Fed) bahwa tidak akan menaikkan suku bunganya , itu saja sudah mempengaruhi sedunia," tutup Sri Mulyani.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Sri Mulyani: Tak Perlu Khawatir Soal Pemilu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil sepanjang 2019. Dia juga meminta semua pihak agar tidak mengkhawatiran pemilu yang akan dilaksanakan pada April mendatang.
"Saya anggap kita sudah lalui pemilu beberapa kali. Jadi saya minta agar pemilu tidak dicemaskan, tapi kita tetap harus waspada terhadap lingkungan global yang cukup nyata. Sehingga kita harus betul fokus memperkuat ekonomi kita," ujar Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Sri Mulyani mengatakan, 2019 sudah dibuka dengan komponen pendukung ekonomi yang positif. Beberapa di antaranya inflasi dan neraca pembayaran transaksi perdagangan yang juga positif.
Â
Baca Juga
"Kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, kita tentu menjaga agar momentum baik pada 2018 dapat terus terjaga pada 2019, kemarin sudah diawali dengan baik," jelasnya.
Ke depan, Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan terus berhati-hati mengantisipasi segala gejolak yang berasal dari global. Sementara itu, dari dalam negeri pemerintah akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, investasi serta diversifikasi ekspor.
"Tapi kita juga harus berhati-hati melihat kemungkinan global environment melemah. Kalau lingkungan global melemah, kita harus fokus dalam negeri harus tahan dan bahkan diperkuat. Konsumsi dalam negeri harus meningkat, investasi dan belanja juga meningkat dan diversifikasi ekspor, sehingga target pertumbuhan ekonomi tercapai," tandasnya.
Advertisement